Rabu, 29 Oktober 2014

MATERI PNYULUHAN DEMON CARA DAN HASIL

KATA PENGANTAR


Salah satu butir tugas pokok penyuluh perikanan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara NOMOR : PER/19/M.PAN/10/2008 Tahun 2008 Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan Dan Angka Kreditnya adalah melaksanakan kegiatan penyuluhan dengan menerapkan metode penyuluhan perikanan yang diantaranya adalah demonstrasi cara dan demonstrasi hasil.  Demonstrasi cara identik dengan pemberian contoh secara nyata kepada sasaran penyuluhan mengenai langkah demi langkah dalam melakukan/menerapkan sebuah teknologi, sedangkan demonstrasi hasil lebih kepada pemberian contoh yang nyata terhadap pelaku utama tentang keberhasilan yang dicapai setelah menerapkan teknologi tertentu yang kita suluhkan.

Di dalam pelaksanaan kedua jenis metode penyuluhan perikanan ini tentu saja tidak cukup hanya mengetahui perbedaan kedua jenis metode tersebut, namun juga memerlukan pemahaman mengenai jenis – jenis, kriteria, teknik pelaksanaan, serta manfaat dan hambatan dalam melaksanakan demonstrasi cara dan demonstrasi hasil.

Buku petunjuk ini disusun untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca mengenai metode penyuluhan perikanan demonstrasi cara dan demonstrasi hasil sehingga diharapkan para pembaca akan mampu melaksanakan kedua jenis metode penyuluhan perikanan tersebut. Di dalam petunjuk ini juga disampaikan beberapa contoh teknologi tepat guna sebagai bahan materi untuk pembelajaran pembaca sekalian dalam menerapkan metode penyuluhan perikanan demonstrasi cara maupun demonstrasi hasil.



I.              PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG

Penyuluhan Kelautan dan Perikanan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkn produktivitasnya, efisien usaha, pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Kegiatan penyuluh perikanan meliputi pendidikan, penyuluhan perikanan, pengembangan penyuluhan, pengembangan profesi dan penunjang kegiatan penyuluhan kelautan dan perikanan. Penyuluhan dilaksanakan dengan berpedoman pada programa penyuluhan, penyuluhan juga dilakukan dengan menggunkan pendekatan partisipatif melalui mekanisme kerja dan metode yang disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi pelaku utama dan pelaku usaha.

Penyuluhan sebagai sistem pendidikan non formal terdiri atas subsistem kelembagaan dan ketenagaan, penyelenggaraan penyuluhan, serta pembiayaan dan pengawasan. Di dalam subsistem penyelenggraan penyuluhan terdapat dua hal pokok yang perlu mendapat perhatian yaitu penggunaan metode dan teknik penyuluhan serta pemilihan materi penyuluhan.

Di dalam mencapai keberhasilannya, subsistem penyelenggaraan penyuluhan perikanan mengarahkan kepada penetapan pesan/materi yang tepat sesuai dengan sasaran pembangunan sektor kelautan dan perikanan tanpa mengabaikan kebutuhan dari pelaku utama/pelaku usaha. Materi penyuluhan perikanan seyogyanya dapat diterima dan diterapkan oleh para pelaku utama/pelaku usaha sehingga dapat meningkatkan kapasitasnya dalam menjalankan kegiatan usaha di sektor kelautan dan perikanan. Hal tersebut dapat tercapai jika metode penyampaian yang dipilih cocok dengan kondisi dari masyarakat petani. Memilih cara atau metode/teknik ini akan menentukan keberhasilan didalam penyelengaraan penyuluhan kelautan dan perikanan.

Salah satu metode di dalam penyuluhan kelautan dan perikanan sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara NOMOR : PER/19/M.PAN/10/2008 Tahun 2008 Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan Dan Angka Kreditnya adalah demonstrasi cara dan demonstrasi hasil. Sebagai bagian dari metode penyuluhan, demonstrasi cara dan demonstrasi hasil menjadi penting untuk dipelajari dan dimengerti oleh para penyuluh perikanan baik itu penyuluh perikanan fungsional PNS, penyuluh perikanan swasta, maupun penyuluh perikanan swadaya.





B.    TUJUAN

1.    Meningkatkan pengetahuan pembaca tentang pengertian, jenis – jenis, kriteria, tahapan, serta hambatan pelaksanaan metode penyuluhan perikanan demonstrasi cara dan demonstrasi hasil;

2.    Meningkatkan pengetahuan pembaca tentang contoh – contoh teknologi tepat guna yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan demonstrasi cara maupun demonstrasi hasil



II.      JENIS DAN TINGKATAN KEGIATAN


A.     JENIS KEGIATAN

Demonstrasi merupakan salah satu metode penyuluhan perikanan yang berdasarkan pada pendekatan kelompok. Metode pendekatan ini cukup efektif, karena sasaran yang dibimbing dan diarahkan secara kelompok untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih produktif atas dasar kerja sama. Dalam pendekatan kelompok banyak manfaat yang diambil, disamping dari transfer teknologi informasi juga terjadinya tukar pendapat dan pengalaman antar sasaran penyuluhan dalam kelompok yang bersangkutan.

Metode penyuluhan perikanan demonstrasi dibagi ke dalam dua jenis yaitu demonstrasi cara dan demonstrasi hasil. Demonstrasi cara adalah teknik penyuluhan perikanan berupa kegiatan untuk memperlihatkan secara nyata tentang cara penerapan teknologi perikanan yang telah terbukti menguntungkan bagi pelaku utama dan/atau pelaku usaha perikanan. Sedangkan demonstrasi hasil adalah teknik penyuluhan perikanan berupa kegiatan untuk memperlihatkan secara nyata tentang hasil penerapan teknologi perikanan yang telah terbukti menguntungkan bagi pelaku utama dan/atau pelaku usaha perikanan atau teknologi lainnya yang sudah spesifik lokasi.


B.     TINGKATAN KEGIATAN

Metode penyuluhan perikanan demonstrasi cara/hasil memiliki tiga tingkatan yaitu :

1.    Demonstrasi cara/hasil teknologi perikanan tingkat sederhana

a.    Pengertian : Demonstrasi cara/hasil teknologi perikanan tingkat sederhana merupakan kegiatan demonstrasi terhadap teknologi tepat guna yang bisa langsung digunakan oleh masyarakat tanpa harus ada pendampingan dari penghasil teknologi dimaksud.

b.    Kriteria :

Ø Alat bantu yang digunakan mudah diperoleh dengan prinsip kerja sederhana
Ø Materi berisi teknologi perikanan yang meliputi teknologi bidang budidaya ikan, penangkapan ikan, pengolahan ikan, pemasaran hasil perikanan, konservasi sumber daya perikanan dan/atau bidang lain yang terkait dengan pemberdayaan masyarakat perikanan.
Ø Teknologi perikanan tersebut mengacu pada referensi yang berlaku umum, kebijakan lembaga dan/atau direkomendasi oleh instansi yang berwenang;

2.    Demonstrasi cara/hasil teknologi perikanan tingkat sedang yang direkomendasi

a.    Pengertian : Demonstrasi cara/hasil teknologi perikanan tingkat sedang yang direkomendasi merupakan kegiatan demonstrasi terhadap teknologi perikanan yang tergolong memiliki tingkat kesulitan dalam proses penerapan di lapangan sehingga memerlukan pendampingan dari penghasil teknologi yang dimaksud.

b.    Kriteria :

Ø Alat bantu yang digunakan mudah diperoleh dengan prinsip kerja yang kompleks;
Ø Materi berisi teknologi perikanan yang meliputi teknologi bidang budidaya ikan, penangkapan ikan, pengolahan ikan, pemasaran hasil perikanan, konservasi sumber daya perikanan dan/atau bidang lain yang terkait dengan pemberdayaan masyarakat perikanan.

Ø Teknologi perikanan tersebut mengacu pada referensi yang berlaku umum, kebijakan lembaga dan/atau direkomendasi oleh instansi yang berwenang;


3.    Demonstrasi cara/hasil teknologi perikanan tingkat tinggi yang direkomendasi

a.    Pengertian : Demonstrasi cara/hasil teknologi perikanan tingkat tinggi yang  direkomendasi merupakan kegiatan demonstrasi terhadap teknologi perikanan yang tergolong memiliki tingkat kesulitan dalam proses penerapan (termasuk dapat berdampak terhadap lingkungan, kesehatan, biaya dll) di lapangan sehingga memerlukan pendampingan dari penghasil teknologi yang dimaksud.

b.    Kriteria :

Ø Alat bantu yang digunakan sulit diperoleh dengan prinsip kerja yang kompleks;
Ø Teknologi yang dimaksud berupa teknologi dengan tingkat risiko tinggi (high risk);
Ø Materi berisi teknologi perikanan yang meliputi teknologi bidang budidaya ikan, penangkapan ikan, pengolahan ikan, pemasaran hasil perikanan, konservasi sumber daya perikanan dan/atau bidang lain yang terkait dengan pemberdayaan masyarakat perikanan.
Ø  Teknologi perikanan tersebut mengacu pada referensi yang berlaku umum, kebijakan lembaga dan/atau direkomendasi oleh instansi yang berwenang;



III.           PELAKSANAAN DEMONSTRASI CARA

A.   PENGERTIAN

Demonstrasi Cara adalah metode penyuluhan perikanan berupa kegiatan untuk memperlihatkan secara nyata tentang cara penerapan teknologi perikanan yang telah terbukti menguntungkan bagi pelaku utama/pelaku usaha perikanan.

B.   TUJUAN

Tujuan dari demonstrasi cara adalah untuk meyakinkan orang bahwa suatu cara kerja tertentu yang dianjurkan itu bermanfaat dan mudah dilakukan. Contoh dari demonstrasi cara adalah demonstrasi pembuatan konstruksi kolam dan tambak, demonstrasi cara penebaran benih, lokasi demonstrasi biasanya berada di daerah yang mudah dikunjungi pelaku utama/pelaku usaha.

C.   TEKNIK PELAKSANAAN

Teknik pelaksanaan dari metode ini adalah :
1.    Siapkan materi yang akan disampaikan, materi yang dapat didemonstrasikan. Materi ini ditetapkan berdasarkan masalah yang dihadapi pelaku utama;

Contoh materi dalam demonstrasi cara adalah :

a.       Teknik Kawin Suntik Ikan
b.       Persiapan Wadah Pemijahan Ikan
c.       Teknik Persiapan Wadah Budidaya Kepiting Lunak
c.       Teknik Penetasan Telur Ikan Gurame Menggunakan Baskom
d.       Teknik Budidaya Ikan Minapadi Kolam Dalam
e.       Teknik Pengangkutan Benih Ikan Jarak Dekat
d.       Teknik Pengangkutan Benih Ikan Jarak Jauh
e.       Teknik Pengobatan Penyakit Ikan Aeromonas
f.        Teknik Pembuatan Kerupuk Udang
f.        Dan sebagainya

2.    Tempat, alat dan bahan untuk demonstrasi dipersiapkan sebelumnya dan diperiksa supaya tidak gagal pada waktunya;
3.    Beritakan mengenai tempat, waktu dan maksud demonstrasi seluas mungkin, dapat melalui ketua kelompok, papan pengumuman;
4.    Tempat diatur sebaik mungkin sehingga semua hadirin dapat melihat, bertanya dan berdiskusi;
5.    Berikan kesempatan pada hadirin untuk mencoba sendiri;





6.    Berikan bahan-bahan penunjang yang bersangkutan dengan demonstrasi;
7.    Setelah selesai demosntrasi mintakan komentar dari para ketua kelompok berkenaan dengan penerapan cara baru seperti yang didemonstrasikan.

Sebagai persiapan dalam pelaksanaan kegiatan demonstrasi cara, buatlah sebuah rencana kerja yang tertuang dalam matrik seperti berikut :



D.   MANFAAT DAN HAMBATAN

1.    Efektif untuk mengajarkan keterampilan,
2.    Menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri,
4.    Merangsang kegiatan,
3.    Mempunyai efek publisitas,
5.    Tidak semua materi dapat didemostrasi carakan



6.    Memerlukan banyak persiapan dan perlengkapan disamping membutuhkan penyuluh yang benar-benar terampil dan menguasai masalah,
7.    Bila demonstrasi berjalan buruk, akan merugikan programa penyuluhan secara keseluruhan.

Kegiatan demonstrasi cara dapat dilaksanakan di semua tingkatan mulai di tingkat kelompok pelaku utama, tingkat Desa, tingkat Kecamatan, tingkat Kabupaten, tingkat Provinsi sampai di tingkat Nasional.





IV.   PELAKSANAAN DEMONSTRASI HASIL

A.    PENGERTIAN

Demonstrasi hasil adalah metode penyuluhan perikanan berupa kegiatan untuk memperlihatkan secara nyata tentang hasil penerapan teknologi perikanan yang telah terbukti menguntungkan bagi pelaku utama/pelaku usaha perikanan atu teknologi lainnya yang sudah spesifik lokasi.

B.   TUJUAN

Tujuan dari demonstrasi hasil adalah untuk menunjukkan nilai cara baru yang dianjurkan dan untuk memperlihatkan bahwa anjuran-anjuran itu cocok bagi tempat tersebut serta menguntungkan.

C.   TEKNIK PELAKSANAAN

Teknik pelaksanaan dari kegiatan ini adalah :

1.    Materi yang dapat didemonstrasi-hasilkan adalah demonstrasi di bidang perikanan tentang manfaat penggunaan alat perikanan modern dan demonstrasi usaha di bidang perikanan;
2.       Demonstrasi hasil dilakukan oleh kelompok,dan atau seorang pelaku utama/pelaku usaha demonstrator dengan bimbingan penyuluh perikanan;
3.    Buatlah tanda-tanda yang jelas, mengenai apa yang didemostrasikan dan batas-batas daerah demostrasi;
4.    Batasi ruang lingkup demonstrasi hanya untuk meyakinkan kebenaran dan kemantapan hasil suatu teknologi baru, jadi tidak untuk menemukan hal-hal yang baru;
5.    Susun kalender kerja demonstrasi;
6.    Bantu demonstrasi dengan pencatatan peristiwa-peristiwa seperlunya;
7.    Kunjungi demonstrasi secara teratur, untuk bimbingan dan pengawasan;
8.    Buatlah petak dasar (check plot) untuk perbandingan, jikaVmemungkinkan;
9.    Susunlah catatan, bukti dan kesimpulan tentang demosntrasi tersebut; Umumkan secara meluas hasil demosntrasi tersebut;
10. Bicarakan hasil demontrasi ini dalam pertemuan-pertemuan; dan
11. Bila demosntrasi gagal, supaya dianalisa sebab-sebabnya.

Sebagai persiapan dalam pelaksanaan kegiatan demonstrasi hasil,buatlah sebuah rencana kerja yang tertuang dalam matrik seperti berikut :
 



D.   MANFAAT DAN HAMBATAN

1.    Mempercepat proses adopsi dikalangan pelaku utama/pelaku usaha,
b) Memperoleh keterangan dan data yang nyata,
2.    Memberi pengalaman kepada petugas/penyluh lapangan, mengenai kebenaran cara-cara yang dianjurkannya, sehingga memperbesar keyakinan kan tugasnya,
3.    Memerlukan persiapan, pelaksanaan dan pengawasan yang teliti, disamping relatif memerlukan biaya besar, dan
4.    Memerlukan ketelitian dalam memilih demonstrator, disamping bimbingan yang terus menerus.

Kegiatan demonstrasi hasil dapat dilaksanakan di semua tingkatan mulai tingkat kelompok pelaku utama, tingkat Desa, tingkat Kecamatan, tingkat Kabupaten, tingkat Provinsi sampai di tingkat Nasional.




III. CONTOH TEKNOLOGI TEPAT GUNA


A.    BIDANG PERIKANAN BUDIDAYA

1.    KARAMBA JARING UNTUK BUDIDAYA RAJUNGAN

Kegiatan budidaya perikanan adalah salah satu pilihan peluang mata pencaharian bagi nelayan selain kegiatan penangkapan ikan. Dengan karamba jaring, nelayan dapat memanfaatkan potensi perairan pesisir,di antaranya benih rajungan, dalam bentuk kegiatan budidaya. Kegiatan budidaya rajungan tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya overfishing akibat penangkapan rajungan.




· Keunggulan
Karamba jaring ini mudah dibuat, tidak membutuhkan tempat yang luas, dan dapat dipindah-pindahkan kapan saja sesuai dengan keinginan. Jenis karamba ini cocok diterapkan di kawasan perairan yang dasarnya berpasir dan berlumpur.

· Spesifikasi

Karamba jaring ini tersusun dari rangka yang terbuat dari bambu atau kayu, bahan jaring ‗trawl‘, tali-temali, dan paku. Karamba percontohan yang telah dibuat ber 4 m x 4 m dengan tinggi 3 m.

· Cara Pembuatan
Ø  Siapkan bahan dan peralatan yang diperlukan.
Ø  Buat kerangka karamba berupa tiang-tiang atau patok-patok akan ditancapkan di dasar laut. Kerangka ini berfungsi sebagai penyangga atau penopang jaring tempat rajungan akan dibesarkan. Potong bambu atau kayu sesuai dengan rancangan ukuran karamba.
Ø  Buat jaring yang terbuat dari bahan jaring trawl yang berfungsi untuk mengurung rajungan agar tidak lolos. Jaring ini pada prinsipnya adalah dinding tegak karamba, bukan dasar karamba.
Ø  Tancapkan tiang-tiang pancang, kemudian pasang jaring pada tiang-tiang tersebut. Agar tidak mudah terlepas, ikan jaring tersebut pada tiang-tiang dengan tali/kawat.


· Cara Penggunaan

Tebarkan benih rajungan di dalam karamba yang akan membatasi ruang gerak rajungan. Rajungan tersebut dapat hidup di dasar laut karena jaring tersebut hanya berfungsi sebagai dinding pembatas agar rajungan tidak pergi kemana-mana.

· Cara Pemeliharaan

Bersihkan jaring sekali setiap dua bulan karena sejumah kotoran atau sampah dapat tersangkut pada jaring.

· Pembelajaran

Kabupaten Lamongan merupakan sentra perikanan laut di Jawa Timur, dan hasil laut seperti rajungan menjadi primadona dalam hasil ekspor ke mancanegara. Namun usaha penangkapan rajungan ini makin lama semakin menurun dan tidak diimbangi dengan pola budidaya yang berkelanjutan. Oleh karena semakin sulit untuk mendapatkan rajungan di alam, usaha untuk mernbudidayakan rajungan dengan metode karamba jaring telah diterapkan. Rajungan yang dibudidayakan dengan metode ini masih memberikan kesempatan kepada rajungan untuk memanfaatkan habitat aslinya sehingga rajungan diharapkan dapat berproduksi secara maksimal.

2.     SARINGAN MAKRUS SEBAGAI PENGGANTI PESTISIDA DALAM BUDIDAYA TAMBAK UDANG

Saringan ―Makrus‖ berfungsi sebagai alat penyaring sejumlah hama yang biasa muncul di pertambakan. Alat ini mampu mencegah masuknya jembret, bibit sumpil, dan ikan-ikan kecil yang merupakan pengganggu biota yang dibudidayakan. Kata ―Makrus‖ berasal dari naa Makrus, Kelompok Aliansi Masyarakat Pesisir Indramayu. Saringan ―Makrus‖ berfungsi sebagai alat penyaring sejumlah hama yang biasa muncul di pertambakan. Alat ini mampu mencegah masuknya jembret, bibit sumpil, dan ikan-ikan kecil yang merupakan pengganggu biota yang dibudidayakan.

Kata ―Makrus‖ berasal dari naa Makrus, Kelompok Aliansi Masyarakat Pesisir Indramayu.Saringan ―Makrus‖ berfungsi sebagai alat penyaring sejumlah hama yang biasa muncul di pertambakan. Alat ini mampu mencegah masuknya jembret, bibit sumpil, dan ikan-ikan kecil yang merupakan pengganggu biota yang dibudidayakan. Kata ―Makrus‖ berasal dari naa Makrus, Kelompok Aliansi Masyarakat Pesisir Indramayu.

· Keunggulan

Penggunaan saringan Makrus dapat mengurangi jumlah hama yang masih ke dalam tambak karena saringan ini dapat mencegah hama masuk ke dalam tambak. Oleh karena itu, penggunaan saringan ini merupakan salah satu alternatif untuk mengganti atau mengurangi penggunaan pestisida. Saringan ini mudah dibuat dan berbiaya murah bagi siapa saja serta dapat diterapkan baik di air tawar ataupun air payau.

· Spesifikasi

Saringan ini terdiri dari 3 macam bahan penyaring yang memiliki kemampuan filtrasi yang berbeda. Salah satu alasan dari penggunaan 3 bahan ini adalah air yang akan digunakan untuk mengisi tambak mengandung benda-benda atau kotoran dengan berbagai macam ukuran. Jika hanya satu macam bahan penyaring digunakan, terutama yang menyaring partikel kecil, penumpukkan  kotoran akan mudah terjadi sehingga saringan akan tersumbat dan mudah rusak. Sebaliknya, jika bahan yang digunakan hanya untuk menyaring benda-benda yang berukuran besar, maka kotoran yang beukuran kecil akan lolos dengan mudah masuk ke dalam tambak.

Susunan bahan penyaring Makrus adalah sebagai berikut:
Ø  Penyaring pertama (lapisan bagian terdalam) berfungsi untuk  menyaring lumpur, tanah dan ikan serta udang yang berukuran besar. Bahan penyaring ini berwarna hitam dan memiliki celahcelah seragam diameter celah sebesar 5 mm.
Ø  Penyaring kedua (lapisan di bagian tengah) berfungsi untuk menyaring jembret yang berukuran kecil dan benih udang atau ikan yang lolos dari penyaring pertama. Bahan penyaring ini berwarna hijau dan lebih halus dari penyaringan pertama serta memiliki celah-celah seragam berdiamater sebesar 1 mm.
Ø  Penyaring ketiga (bagian terluar) berfungsi untuk menyaring benih jembret, udang kecil dan ikan kecil yang lolos dari penyaring kedua. Bahan penyaring ini adalah kain kelambu berwarna putih atau bahan lain yang Iebih halus. Bahan penyaring ini mirip dengan plankton net yang mahal harganya.

· Cara Pembuatan
Bahan yang diperlukan untuk pembuatan saringan Makrus di antaranya adalah bahan penyaning hitam (2 m), penyaring hijau (3 m) dan kain putih (4 m). Selanjutnya bahan-bahan tersebut dipotong-potong sesuai dengan kebutuhan untuk membuat saringan yang tampak seperti pada gambar di muka.

· Cara Penggunaan
Cara penggunaan saringan makrus adalah:
Ø  Saringan makrus dipasangkan pada ujung pipa pemasukan air, tepatnya pada ujung tempat air keluar.
Ø  Penyangga perlu dibuat untuk menopang pipa dan saringan yang dipasang secara mendatar (horizontal) tersebut karena akan timbul beban akibat adanya penyaringan.
Ø  Saringan ini juga dapat digunakan pada saat pengisian air tambak dengan pompa yang biasa dilakukan ketika Iaut sudah mulai surut.

· Cara Pemeliharaan
Segera setelah pengisian air tambak selesai, saringan makrus harus dirawat dengan baik karena penyaring ketiga sangat mudah rusak. Perawatan dilakukan dengan memisahkan dan mencuci setiap penyaring, kemudian dikeringkan dengan cara dianginanginkan. Setelah itu simpan saringan di tempat yang aman dan terlindung dari gangguan tikus.

· Pembelajaran
Pengembangan yang dilakukan terhadap saringan Makrus adalah sebagai berikut:

Ø  Penambahan bahan penyaring yang lebih halus lagi (seperti plankton net) untuk menyaring plankton. Bahan yang diperlukan harus 3 kali dari panjang bahan penyaring terdalam. Dari modifikasi ini akan diperoleh air yang lebih jernih dan bersih.
Ø  Penempatan saringan yang lebih halus (seperti plankton net) di pipa pemasukan air untuk menyaring air yang masuk karena laut pasang, yaitu ketika pemasukkan air tidak di lakukan dengan mesin pompa.

Pembuatan saringan Makrus berasal dari ide untuk mengurangi hama yang masuk ke dalam tambak (seperti ikan dan jembret yang tidak diinginkan) sehingga petani tambak tidak perlu lagi menggunakan pestisida untuk tambaknya. Cara pencegahan ini dapat menghemat biaya dan sangat ramah lingkungan dibandingkan dengan penggunaan bahan kimia (pestisida) yang dapat merusak lingkungan. Saringan model ini terbukti efektif untuk mengendalikan populasi jembret, sumpil, udang kecil dan ikan-ikanyang merupakan pesaing (kompetitor) udang yang dibudidayakan.

Saringan Makrus pada prinsipnya adalah hasil modifikasi dari saringan yang sudah biasa digunakan para petambak selama ini, seperti:
Ø  Saringan pintu, yaitu model pertama yang biasanya dipasang di pintu air. Saringan ini memiliki kelemahan, yaitu ukurannya yang besar dan terbuat dari bahan jaring yang kasar dan ukuran mata jaringnya besar, tidak bisa dipindahkan dan mudah sekali bocor karena digigit oleh ketam dan kepiting yang tertarik kepada bangkai ikan atau kotoran yang tersangkut pada saringan.
Ø  Saringan tadah, yaitu saringan modifikasi untuk air yang dimasukkan ke dalam tambak dengan pompa. Saringan ini memiliki kelemahan karena air yang dipompakan harus melewati saringan yang terbuka sehingga ikan dan udang yang terbawa air masih bisa meloncat keluar dari saringan. Selain itu, ukuran mata jaringnya masih terlalu besar untuk jembret.
Ø  Saringan bantal guling, yaitu model yang terbaru yang mampu menyaring lebih baik dari kedua jenis saringan di atas dan dapat dengan mudah dibawa ke mana saja, namun jembret kecil masih banyak yang lolos karena jembret muncul pada 5 minggu setelah pengisian air.

· Keuntungan Ekonomi Penggunaan Saringan Makrus
Biaya pembuatan saringan ―Makrus‖ adalah Rp. 80.000,- per unit untuk satu hektar tambak, yaitu untuk pembelian bahan dan ongkos jahit:

(1) Saringan hitam 2 m @ Rp. 3.000,-/m                      Rp. 6.000,-
(2) Saringan hijau 3 m @ Rp. 4.000,-/m                       Rp. 2.000,-
(3) Saringan Kain 4m @ Rp. 13.000,-/m                      Rp. 52.000,-
(4) Biaya jahit                                                                    Rp. 10.000,-
             Jumlah                                                                  Rp. 80.000,-

Biaya yang diperlukan untuk membeli obat-obatan pestisida yang dipakai di pertambakan

Untuk menghilangkan siput: Brestan 1 kg @ Rp. 800.000 Rp. 800.000,-

Sterilisasi tambak (1 Ha) 4 galon kaporit @ Rp.170.000 Rp. 580.000,-

Untuk membunuh jembret: 4 kg Saprofon @ Rp. 80.000,-

( Departemen Kelautan dan Perikanan Jakarta) Rp. 420.000,-

Pestisida yang umum digunakan: 15 kg saponin + 1 liter Thiodan dan 1 liter dencis (Thiodan dan Dencis dilarang oleh pemerintah) Rp. 100.000,-

Jika pembudidaya ikan biasanya menggunakan opsi nomor 4, maka pengguna akan saringan Makrus akan penghematan biaya pemeliharaan sebesar ₨ . 20.000,- per hektar tambak.
Jika di sebuah kabupaten, pembudidaya ikan menggunakan bahanB kimia opsi 4 yang berbahaya, maka biaya yang dikeluarkan adalah:
20.000 Ha @ Rp. 100.000,- = Rp. 2.000.000.000,-.
Biaya pembuatan saringan Makrus untuk tambak seluas itu, adalah:
20.000 Ha X Rp. 80.000,- = Rp. 1.600.000,000,- yang berarti
penghematan sebanyak Rp. 400.000.000




B.   BIDANG PERIKANAN TANGKAP

1. BUBU IKAN DEMERSAL
lkan demersal yang banyak hidup tersebar di hampir seluruh perairan Indonesia pada umumnya ditangkap dengan menggunakan pancing ulur dan masih sedikit yang menggunakan bubu. Khusus nelayan yang berbasis di Juwana, pada umumnya banyak yang melakukan aktifitas penangkapan ikan demersal dengan bubu di perairan sekitar Pulau Karimunjawa. Penangkapan ikan demersal dengan menggunakan bubu sudah termasuk ke dalam skala usaha penangkapan menengah ke atas, untuk itu diperlukan modal yang besar untuk memulainya.





Sebagai gambaran, di bawah ini dijelaskan mengenai konstruksi, operasi, umpan yang dapat dipakai, musim penangkapan dan daerah penangkapan dari bubu demersal yang dapat dijadikan sebagai acuan sebelum melakukan usaha penangkapan dengan bubu demersal.

· Konstruksi
Rangka bubu terbuat dari bambu dan badan bubu terbuat dari anyaman kawat galvanis berdiameter 2 mm dengan mesh size 4 cm. Ukuran bubu ke bagian panjang 170 cm, ke bagian lebar 100 cm dan tinggi 60 cm. Ukurannya dapat berbeda antara nelayan satu dan nelayan lainnya meskipun masih dalam satu daerah.

· Metode operasi
Pemasangan bubu di daerah penangkapan dipasang satu demi satu kemudian diuntai. Satu untaian bubu biasanya hanya terdiri dari 7 buah bubu dengan jarak satu dan lainnya antara 20 - 30 m. Dalam satu kali operasi dapat dipasang sebanyak 50-60 rangkaian bubu atau banyak sedikitnya tergantung kemampuan perahu, modal usaha dan kemampuan nelayan untuk mengoperasikannya. Perendaman bubu mulai dari 7-10 hari pengangkatan umumnya dilakukan dipagi hari dengan mempergunakan line hauler.
· Alat bantu penangkapan
Alat bantu penangkapan dapat memakai line hauler atau gardan yang dibuat dari besi.

· Perahu dan nelayan
Pengoperasian bubu dapat dilakukan dengan menggunakan perahu ukuran 30-90 CT yang dilengkapi dengan line hauler, kompas, SSB dan OPS. Banyaknya nelayan dalam satu kali operasi berjumlah antara 5- 10 orang.
· Musim penangkapan
Musim penangkapan umumnya dilakukan pada musim timur, tetapi pengoperasian bubu dapat dilakukan sepanjang tahun.
· Daerah penangkapan
Daerah penangkapan yang umum dijadikan tempat beroperasinya bubu ikan demersal adalah perairan yang sebelumnya sudah diperkirakan banyak dihuni ikan demersal, Kedalaman antara 29- 100 m dengan dasar perairan sedikit berkarang.
· Pemeliharaan alat
Untuk memelihara alat tangkap supaya tahan lama, setiap setelah dipergunakan sebaiknya dibersihkan dengan air tawar, yang rusak diperbaiki atau diganti dengan yang baru.
· Jenis hasil tangkapan
Ikan demersal , kerapu, genot-gerot, hue, kurusi, cucut, kambingkambing,
· Umpan
Umpan yang dipakai biasanya adalah ikan rucah
· Pengadaan alat dan bahan
Bahan dan alat untuk pembuatan bubu bisa dicari di toko material.
· Kisaran harga satuan peralatan
Perahu motor Rp 30.000.000,- sd Rp 100.000.000,-. Satu buah bubu dan tali teali Rp 25.000 sd Rp 50.000
2. BUBU KEPITING BAKAU
Salah satu jenis alat tangkap yang dipakai untuk menangkap kepiting di sekitar hutan bakau adalah alat tangkap yang disebut dengan bubu wadorng. Alat tangkap ini sifatnya pasif, dipasang menetap di tempat yang diperkirakan akan dilewati oleh kepiting dan supaya kepiting mau memasuki wadong di dalamnya diberi umpan yang ditusuk dengan bambu supaya tidak terbawa arus atau terjatuh dari bubu. Keseluruhan
bagian dari alat tangkap ini terbuat dari bahan bambu termasuk alat pemancang dan alat penusuk umpan.

Jenis penangkapan dengan menggunakan bubu wadong dapat dilakukan sebagai mata pencaharian sambilan atau sebagai mata pencaharian utama. Sebagai gambaran, di bawahi ini dijelaskan mengenai konstruksi, metode operasi, umpan yang dapat dipakai,
musim penangkapan dan daerah penangkapan dari bubu wadong yang dapat dijadikan sebagai acuan sebelum melakukan penangkapan dengan bubu wadong.
· Konstruksi
Keseluruhan bagian dari alat tangkap ini terbuat dari bahan bambu termasuk alat pemancang dan alat penusuk umpan. Ukurannya bervariasi dengan antara 50-60 cm, diameter bagian tengah antara 40 — 50 cm. Pintu terletak di kedua ujungnya dengan diameter antara 15 20 cm. Di bagian tengah badan bubu terdapat pintu untuk mengambil hasil tangkapan. Umpan diletakan ditengah-tengah bubu dengan cara ditusuk dengan bambu. Pemasangan bubu wadong di perairan menggunakan bambu penyangga wadong selalu menetap dan stabil di tempatnya.



· Metode operasi
Pemasangan Wadong di daerah penangkapan biasanya ‗dipasang secara satu persatu terpisah dengan yang lainnya. Dalam satu kali operasi dapat dipasang sebanyak 10 - 20 buah wadong.
Pemasangan wadong biasanya dilakukan di sore hari pada waktu air surut dan diangkat pada pagi hari selagi air surut. Semua kegiatan dilakukan secara manual baik dengan sampan maupun tanpa sampan.
· Jenis hasil tangkapan
Kepiting bakau (Scylle seratta)

· Perahu dan nelayan
Pengoperasian bubu wadong biasanya tidak mempergunakan perahu, tetapi nelayan memasangnya dengan cara turun langsung ke perairan. Nelayan bubu wadong pada umumnya adalah orangorang yang tinggal dekat dengan hutan bakau di mana mereka melakukan aktifitas di daratan sebagai petani, peternak atau sebagai buruh, sedangkan pengoperasian bubu wadong hanya merupakan pekerjaan sambilan.
· Umpan
Umpan yang dipakai tidak menentu, biasanya memakai ikan apa saja yang tersedia saat wadong akan dioperasikan.
· Musim penangkapan
Musim penangkapan umumnya dilakukan sepanjang tahun.
· Daerah penangkapan
Daerah penangkapan yang umum dijadikan tempat untuk meletakan wadong adalah di sekitar akar-akar pohon mangrove atau di tempat yang diperkirakan akan dilalui kepiting. Kedalaman perairan antara 40 - 50 cm pada waktu surut.
· Pemeliharaan alat

Untuk memelihara alat tangkap supaya tahan lama, setiap setelah pemakaian sebaiknya dibersihkan, yang rusak diperbaiki atau diganti dengan yang baru.

· Pengadaan alat dan bahan
Bahan dan alat untuk pembuatan bubu bisa dicari di toko material atau beli langsung pada seseorang yang mempunyai pohon bambu.

· Kisaran harga satuan peralatan
Perahu tanpa motor I perahu motor tempel Rp. 2.000.000,- s/dRp.5.000,-. Satu buah Bubu dan tali temali Rp. 5000,- s/d Rp.10.000,-

C.   BIDANG PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN

1.    ALAT PENGERING IKAN BERBAHAN BAKAR SAMPAH

Alat pengering ikan berbahan bakar sampah plastik merupakan salah satu teknologi tepat guna yang digunakan untuk mengeringkan ikan dengan memanfaatkan sampah plastik. Penggunaan alat ini memiliki banyak keuntungan dari segi kemudahaan penggunaan alat dan efisiensi biaya yang dikeluarkan.

· Alat dan bahan


Alat yang digunakan adalah gergaji besi, las, bor listrik, tang, gunting, seng. Sedangkan bahan yang digunakan adalah drum bekas minyak, seng, plat besi, kawat kasa, aluminium, mur, baut, engse pintu, kipas.

· Cara pembuatan
§ Ruang pembakaran
Menggunakan drum berukuran sedang (drum I), dibuat sebuah lubang yang berfungsi sebagai pintu untuk memasukkan sampah plastik. Bagian dasar drum dibuat cekung dan berlubang dibagian tengahnya yang bertujuan untuk memudahkanpengeluaran sisa pembakaran dan sampah yang berupa lelehan plastik. Pada samping kanan dan kiri drum dibuat lubang sebagai tempat pengeluaran asap pembakaran yang berupa cerobong asap.

§ Ruang pindah panas
Menggunakan drum berukuran sedang ( drum II), drum ini diletakkan tepat diatas drum I. Bagian dasar drum II dipasang pipa-pipa besi yang berfungsi sebagai mediator pindah panas.Pada salah satu bagian drum dibuat lubang untuk memasangkipas yang berfungsi untuk menghembuskan panas pada pipapipa besi ke ruang pengering.

§ Ruang pengering

Menggunakan drum berukuran besar ( drum III ), ruang pengering ini berhubungan langsung dengan ruang pemanas. Ruang pengering dibuat rak-rak dan kawat kasa beberapa tingkat sesuai dengan kebutuhan. Pada bagian belakang dibuat sebuah pintu
untuk memasukkan dan mengeluarkan ikan yang akan dikeringkan, pintu ini dibuat berlubang-lubang yang berfungsi sebagai tempat keluarnya udara panas yang mengandung uap air.

· Berikut ini merupakan anggaran biaya pembuatan alat :
1. Bahan dasar
Drum ukuran besar 1 buah                                                        Rp. 200.000
Drum ukuran sedang 2 buah @ Rp 75.000                            Rp. 150.000
Plat besi tebal ± 5 mm (30 m) @ Rp. 20.000                            Rp. 600.000
Besi Silinder (pipa besi) diameter +5-6 cm                              Rp. 400.000
Kawat kasa                                                                                    Rp. 100.000
Mur dan baut                                                                                 Rp. 25.000
Lembaran seng                                                                            Rp. 100.000
Kipas angin                                                                                   Rp. 75.000
Aluminium batang 20 meter @ Rp. 20.000                             Rp. 400.000

2. Biaya merangkai
Pengelasan                                                                                   Rp. 500.000
Pengeboran                                                                                  Rp. 100.000
3. Biaya untuk bahan bakar berupa sampah plastik tidak dianggap
Total anggaran pengeluaran                                                     Rp. 2.650.000



2.    TEKNIK PEMBUATAN PERMEN JELLY RUMPUT LAUT

Cara membuat permen jelly rumput laut adalah pertama-tama membuat larutan kapur tohor, KCL teknis, kemudian rendam rumput laut tawar kering ke dalam larutan kapur tohor selama 1 malam. Setelah itu, cuci rumput laut hingga bersih, ambil 5 rumput laut kemudian blender. Hasil blender direbus dengan larutan KCL teknis sampai mendidih. Hasil ekstraksi disaring sampai jernih. Kemudian larutan dimasak dengan glukosa cair sebanyak dan gum. Tambahkan essence; pewarna; Na-Benzoat; dan dibubuhi sedikit garam, lalu dimasak terus sampai adonan mengental dan tidak Iengket lagi. Tuangkan ke dalam loyang dan didinginkan lalu dipotong-potong. Potongan-potongan tersebut dikeringkan dalam oven dan dicampurkan ke dalam gula castol.

· Alat-alat yang dibutuhkan adalah :
- Bak pencuci rumput laut
- Panci
- Blender
- Saringan
- Loyang / cetakan
- Oven
- Pisau potong
- Timbangan
- Romper
- Sealer (hand)
· Bahan-bahan yang dibutuhkan
- Rumput laut 250 g
- Air
- Glucosa cair/sirup glukosa 200 ml
- Sodium Benzoat I g
- Essence I g
- Pewarna 1 g
- Garam
- Plastik kemasan
- Gum 25 g
- Gula Castol SO g
- Kapur tohor (CaCO3) 25 g
- KC1 teknis 0,18 g

· Cara pembuatan permen jelly rumput laut, sebagai berikut :
Ø  Membuat larutan kapur tohor sebanyak 5 liter dengan melarutkan kapur tohor sebanyak 25 g kedalam 5 liter air.
Ø  Membuat lauratan KCL teknis dengan melarutkan 0,18 g KCI kedalam 1,25 liter air.
Ø  Rumput laut kering tawar (sebanyak 250 g) direndam dalam larutan kapur tohor selama 1 malam
Ø  Setelah direndam, rumput laut dicuci sampai bersih dan hilang bau kapur tohomya.
Ø  Rumput laut dipotong-potong selanjutnya diblender sampai halus. Hasil blender kemudian direbus dalam larutan KCL teknis sampai mendidih.
Ø  Hasil ekstraksi disaring sampai fitrat kelihatan jernih.
Ø  Larutan dimasak dengan glukosa cair sebanyak 200 ml dan gum sebanyak 25gr.
Ø  Ditambahkan essence; pewarna; Na-Benzoat; dan dibubuhi sedikit garam.
Ø  Dimasak terus sampai adonan mengental dan tidak Iengket lagi
Ø  Adonan dituangkan ke dalam loyang dan didinginkan dengan mendiamkannya selama 1 malam
Ø  Adonan yang telab dingin selanjutnya dipotong-potong sesuai selera dan bentuk atau sesuai permintaan pasar dan menguntungkan secara ekonomi.
Ø  Potongan-potongan tersebut dikeringkan dalam oven.


Ø  Selanjutnya, setelah di oven potongan-potongan dicampurkan ke dalam gula castol.
Ø  Hasil pencampuran dengan gula castol tersebut siap dikemas untuk dipasarkan atau dikonsumsi.

D. TEKNIK PEMURNIAN GARAM
Kebutuhan garam Indonesia sebesar 2,4 juta ton pertahun yang terdiri dari 0,9 juta ton garam konsumsi dan 1,5 juta ton garam untuk kebutuhan industri (PT Garam). Produksi sebesar 300.000 ton yang dihasilkan oleh PT. Garam dan 958.000 ton dari petani garam dengan total produksi garam sebesar 1.258.000 ton. Sehingga terdapat kekurangan suplai garam sebesar 1,14 juta ton yang harus dipenuhi dari impor.

Rendahnya produksi garam di Indonesia dikarenakan; 1). Produktivitas lahan pegaraman di Indonesia rendah, rata-rata 60-70 ton/hektar/tahun; 2). Produksi garam di Indonesia sebagian besar oleh petani garam tradisional dengan metode total evaporasi yang hasilnya masih berupa garam krosok yang kotor karena pengeringan dari air asin jenuh) hanya membutuhkan waktu sekitar 1 minggu untuk kemudian dipanen; 3). Kolam
penampung penguapan dan kolam kristalisasi yang belum memadai, dan tidak adanya (kurang) kolam untuk air tua di kolam kristalisasi; 4). Dikembalikannya air buangan dari kolam sebelumnya; 5). Belum ada kontrol kualitas, pemanfaatan sistem air, serta pengetahuan akan sistem, aliran dan pintu air yang kurang.


Deskripsi Detail




Proses Pencucian Garam Sederhana

Pada proses pencucian garam, garam krosok dimasukkan ke mesin penggiling agar kristal-kristal garamnya menjadi hancur. Setelah itu, dimasukkan ke salah satu mesin genset yaitu mixer untuk proses pencucian. Setelah dicuci, dimasukkan ke mesin sentrifugal untuk dikeringkan, kemudian dilakukan pengeringan lanjutan menggunakan
mesin rotary dryer






Proses Pembuatan Garam



a. Garam krosok, b. Garam basah hasil giling, c. Garam kering setelah dikeringkan, d. Garam kering setelah dikeringkan, e. Garam kering setelah dikeringkan, di rotary dryer, siap jual K-1, f. Garam krosok bersih K-2 didapat tanpa melalui proses giling (hanya cuci mixer)




V.           PENUTUP

Demikian modul tentang metode penyuluhan perikanan melalui demonstrasi cara dan hasil. Semoga petunjuk ini dapat bermanfaat bagi kita semua guna terlaksananya kegiatan penyuluhan yang efektif.



DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2011. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No : KEP.54/MEN/2011 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan dan Angka Kreditnya. Jakarta
Anonim. 2011. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No : PER.13/MEN/2011 Tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Perikanan. Jakarta


Anonim. Teknik Pembuatan Permen Jelly Rumput Laut. http://www.kp3k.kkp.go.id/ttg/detail-dttg/15/teknik-pembuatanpermen- jelly-rumput-laut



Anonim. Saringan Makrus Sebagai Pengganti Pestisida Dalam Budidaya Tambak Udang. http://www.kp3k.kkp.go.id/ttg/detaildttg/64/saringan-makrus-sebagai-pengganti-pestisida-dalambudidaya-tambak-udang

Anonim. Karamba Jaring Untuk Budidaya Rajungan.http://www.kp3k.kkp.go.id/ttg/detail-dttg/63/karamba-jaring-untukbudidaya-rajungan

Anonim. Alat Pengering Ikan Berbahan Bakar Sampah Plastik. ttp://www.kp3k.kkp.go.id/ttg/detail-dttg/33/alat-pengering-ikanberbahan-bakar-sampah-plastik


Anonim. Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian. Modul Pendidikan danPelatihan Penyuluh Pertanian. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian. Badan Pengembangan SDM Pertanian. Kementerian Pertanian. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar