KATA PENGANTAR
Salah satu butir
tugas pokok penyuluh perikanan yang tertuang dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara NOMOR : PER/19/M.PAN/10/2008 Tahun 2008 Tentang
Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan Dan Angka Kreditnya adalah melaksanakan
kegiatan penyuluhan dengan menerapkan metode penyuluhan perikanan yang
diantaranya adalah demonstrasi cara dan demonstrasi hasil. Demonstrasi cara identik dengan pemberian
contoh secara nyata kepada sasaran penyuluhan mengenai langkah demi langkah
dalam melakukan/menerapkan sebuah teknologi, sedangkan demonstrasi hasil lebih
kepada pemberian contoh yang nyata terhadap pelaku utama tentang keberhasilan
yang dicapai setelah menerapkan teknologi tertentu yang kita suluhkan.
Di dalam
pelaksanaan kedua jenis metode penyuluhan perikanan ini tentu saja tidak cukup
hanya mengetahui perbedaan kedua jenis metode tersebut, namun juga memerlukan
pemahaman mengenai jenis – jenis, kriteria, teknik pelaksanaan, serta manfaat
dan hambatan dalam melaksanakan demonstrasi cara dan demonstrasi hasil.
Buku petunjuk ini
disusun untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca mengenai metode
penyuluhan perikanan demonstrasi cara dan demonstrasi hasil sehingga diharapkan
para pembaca akan mampu melaksanakan kedua jenis metode penyuluhan perikanan
tersebut. Di dalam petunjuk ini juga disampaikan beberapa contoh teknologi
tepat guna sebagai bahan materi untuk pembelajaran pembaca sekalian dalam
menerapkan metode penyuluhan perikanan demonstrasi cara maupun demonstrasi
hasil.
I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan
adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau
dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi
pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk
meningkatkn produktivitasnya, efisien usaha, pendapatan dan kesejahteraannya,
serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Kegiatan penyuluh perikanan meliputi pendidikan, penyuluhan perikanan,
pengembangan penyuluhan, pengembangan profesi dan penunjang kegiatan penyuluhan
kelautan dan perikanan. Penyuluhan dilaksanakan dengan berpedoman pada programa
penyuluhan, penyuluhan juga dilakukan dengan menggunkan pendekatan partisipatif
melalui mekanisme kerja dan metode yang disesuaikan dengan kebutuhan serta
kondisi pelaku utama dan pelaku usaha.
Penyuluhan sebagai sistem pendidikan
non formal terdiri atas subsistem kelembagaan dan ketenagaan, penyelenggaraan
penyuluhan, serta pembiayaan dan pengawasan. Di dalam subsistem penyelenggraan
penyuluhan terdapat dua hal pokok yang perlu mendapat perhatian yaitu
penggunaan metode dan teknik penyuluhan serta pemilihan materi penyuluhan.
Di dalam mencapai keberhasilannya,
subsistem penyelenggaraan penyuluhan perikanan mengarahkan kepada penetapan
pesan/materi yang tepat sesuai dengan sasaran pembangunan sektor kelautan dan
perikanan tanpa mengabaikan kebutuhan dari pelaku utama/pelaku usaha. Materi
penyuluhan perikanan seyogyanya dapat diterima dan diterapkan oleh para pelaku
utama/pelaku usaha sehingga dapat meningkatkan kapasitasnya dalam menjalankan
kegiatan usaha di sektor kelautan dan perikanan. Hal tersebut dapat tercapai
jika metode penyampaian yang dipilih cocok dengan kondisi dari masyarakat
petani. Memilih cara atau metode/teknik ini akan menentukan keberhasilan
didalam penyelengaraan penyuluhan kelautan dan perikanan.
Salah satu metode di dalam penyuluhan
kelautan dan perikanan sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara NOMOR : PER/19/M.PAN/10/2008 Tahun 2008 Tentang
Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan Dan Angka Kreditnya adalah demonstrasi
cara dan demonstrasi hasil. Sebagai bagian dari metode penyuluhan, demonstrasi
cara dan demonstrasi hasil menjadi penting untuk dipelajari dan dimengerti oleh
para penyuluh perikanan baik itu penyuluh perikanan fungsional PNS, penyuluh
perikanan swasta, maupun penyuluh perikanan swadaya.
B. TUJUAN
1. Meningkatkan pengetahuan pembaca tentang pengertian,
jenis – jenis, kriteria, tahapan, serta hambatan pelaksanaan metode penyuluhan
perikanan demonstrasi cara dan demonstrasi hasil;
2. Meningkatkan pengetahuan pembaca tentang contoh – contoh
teknologi tepat guna yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan demonstrasi cara
maupun demonstrasi hasil
II. JENIS DAN TINGKATAN KEGIATAN
A. JENIS KEGIATAN
Demonstrasi merupakan salah satu
metode penyuluhan perikanan yang berdasarkan pada pendekatan kelompok. Metode
pendekatan ini cukup efektif, karena sasaran yang dibimbing dan diarahkan
secara kelompok untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih produktif atas dasar
kerja sama. Dalam pendekatan kelompok banyak manfaat yang diambil, disamping
dari transfer teknologi informasi juga terjadinya tukar pendapat dan pengalaman
antar sasaran penyuluhan dalam kelompok yang bersangkutan.
Metode penyuluhan perikanan
demonstrasi dibagi ke dalam dua jenis yaitu demonstrasi cara dan demonstrasi
hasil. Demonstrasi cara adalah teknik penyuluhan perikanan berupa
kegiatan untuk memperlihatkan secara nyata tentang cara penerapan teknologi
perikanan yang telah terbukti menguntungkan bagi pelaku utama dan/atau pelaku
usaha perikanan. Sedangkan demonstrasi hasil adalah teknik penyuluhan perikanan
berupa kegiatan untuk memperlihatkan secara nyata tentang hasil penerapan
teknologi perikanan yang telah terbukti menguntungkan bagi pelaku utama
dan/atau pelaku usaha perikanan atau teknologi lainnya yang sudah spesifik
lokasi.
B. TINGKATAN KEGIATAN
Metode
penyuluhan perikanan demonstrasi cara/hasil memiliki tiga tingkatan yaitu :
1. Demonstrasi cara/hasil teknologi perikanan tingkat
sederhana
a.
Pengertian : Demonstrasi cara/hasil teknologi perikanan tingkat
sederhana merupakan kegiatan demonstrasi terhadap teknologi tepat guna yang
bisa langsung digunakan oleh masyarakat tanpa harus ada pendampingan dari penghasil
teknologi dimaksud.
b.
Kriteria :
Ø Alat bantu yang digunakan mudah diperoleh dengan prinsip
kerja sederhana
Ø Materi berisi teknologi perikanan yang meliputi
teknologi bidang budidaya ikan, penangkapan ikan, pengolahan ikan, pemasaran
hasil perikanan, konservasi sumber daya perikanan dan/atau bidang lain yang
terkait dengan pemberdayaan masyarakat perikanan.
Ø Teknologi perikanan tersebut mengacu pada referensi yang
berlaku umum, kebijakan lembaga dan/atau direkomendasi oleh instansi yang
berwenang;
2. Demonstrasi cara/hasil teknologi perikanan tingkat
sedang yang direkomendasi
a.
Pengertian : Demonstrasi cara/hasil teknologi perikanan tingkat
sedang yang direkomendasi merupakan kegiatan demonstrasi terhadap teknologi
perikanan yang tergolong memiliki tingkat kesulitan dalam proses penerapan di
lapangan sehingga memerlukan pendampingan dari penghasil teknologi yang
dimaksud.
b.
Kriteria :
Ø Alat bantu yang digunakan mudah diperoleh dengan prinsip
kerja yang kompleks;
Ø Materi berisi teknologi perikanan yang meliputi
teknologi bidang budidaya ikan, penangkapan ikan, pengolahan ikan, pemasaran
hasil perikanan, konservasi sumber daya perikanan dan/atau bidang lain yang
terkait dengan pemberdayaan masyarakat perikanan.
Ø Teknologi perikanan tersebut mengacu pada referensi yang
berlaku umum, kebijakan lembaga dan/atau direkomendasi oleh instansi yang
berwenang;
3. Demonstrasi cara/hasil teknologi perikanan tingkat
tinggi yang direkomendasi
a.
Pengertian : Demonstrasi cara/hasil teknologi perikanan tingkat
tinggi yang direkomendasi merupakan
kegiatan demonstrasi terhadap teknologi perikanan yang tergolong memiliki
tingkat kesulitan dalam proses penerapan (termasuk dapat berdampak terhadap
lingkungan, kesehatan, biaya dll) di lapangan sehingga memerlukan pendampingan
dari penghasil teknologi yang dimaksud.
b.
Kriteria :
Ø Alat bantu yang digunakan sulit diperoleh dengan prinsip
kerja yang kompleks;
Ø Teknologi yang dimaksud berupa teknologi dengan tingkat
risiko tinggi (high risk);
Ø Materi berisi teknologi perikanan yang meliputi
teknologi bidang budidaya ikan, penangkapan ikan, pengolahan ikan, pemasaran
hasil perikanan, konservasi sumber daya perikanan dan/atau bidang lain yang
terkait dengan pemberdayaan masyarakat perikanan.
Ø Teknologi perikanan tersebut mengacu pada referensi yang
berlaku umum, kebijakan lembaga dan/atau direkomendasi oleh instansi yang
berwenang;
III.
PELAKSANAAN
DEMONSTRASI CARA
A. PENGERTIAN
Demonstrasi Cara adalah metode
penyuluhan perikanan berupa kegiatan untuk memperlihatkan secara nyata tentang
cara penerapan teknologi perikanan yang telah terbukti menguntungkan bagi
pelaku utama/pelaku usaha perikanan.
B. TUJUAN
Tujuan dari demonstrasi cara adalah
untuk meyakinkan orang bahwa suatu cara kerja tertentu yang dianjurkan itu
bermanfaat dan mudah dilakukan. Contoh dari demonstrasi cara adalah demonstrasi
pembuatan konstruksi kolam dan tambak, demonstrasi cara penebaran benih, lokasi
demonstrasi biasanya berada di daerah yang mudah dikunjungi pelaku utama/pelaku
usaha.
C. TEKNIK PELAKSANAAN
Teknik pelaksanaan dari metode ini
adalah :
1. Siapkan materi yang akan disampaikan, materi yang dapat
didemonstrasikan. Materi ini ditetapkan berdasarkan masalah yang dihadapi
pelaku utama;
Contoh
materi dalam demonstrasi cara adalah :
a. Teknik Kawin Suntik Ikan
b. Persiapan Wadah Pemijahan Ikan
c. Teknik Persiapan Wadah Budidaya Kepiting Lunak
c.
Teknik Penetasan
Telur Ikan Gurame Menggunakan Baskom
d.
Teknik Budidaya
Ikan Minapadi Kolam Dalam
e.
Teknik
Pengangkutan Benih Ikan Jarak Dekat
d. Teknik Pengangkutan Benih Ikan Jarak Jauh
e. Teknik Pengobatan Penyakit Ikan Aeromonas
f.
Teknik Pembuatan Kerupuk Udang
f.
Dan sebagainya
2. Tempat, alat dan bahan untuk demonstrasi dipersiapkan
sebelumnya dan diperiksa supaya tidak gagal pada waktunya;
3. Beritakan mengenai tempat, waktu dan maksud demonstrasi
seluas mungkin, dapat melalui ketua kelompok, papan pengumuman;
4. Tempat diatur sebaik mungkin sehingga semua hadirin
dapat melihat, bertanya dan berdiskusi;
5. Berikan kesempatan pada hadirin untuk mencoba sendiri;
6. Berikan bahan-bahan penunjang yang bersangkutan dengan
demonstrasi;
7. Setelah selesai demosntrasi mintakan komentar dari para
ketua kelompok berkenaan dengan penerapan cara baru seperti yang
didemonstrasikan.
Sebagai persiapan dalam pelaksanaan kegiatan demonstrasi
cara, buatlah sebuah rencana kerja yang tertuang dalam matrik seperti berikut :
D.
MANFAAT DAN
HAMBATAN
1. Efektif untuk mengajarkan keterampilan,
2. Menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri,
4. Merangsang kegiatan,
3. Mempunyai efek publisitas,
5. Tidak semua materi dapat didemostrasi carakan
6. Memerlukan banyak persiapan dan perlengkapan disamping
membutuhkan penyuluh yang benar-benar terampil dan menguasai masalah,
7. Bila demonstrasi berjalan buruk, akan merugikan programa
penyuluhan secara keseluruhan.
Kegiatan demonstrasi cara dapat dilaksanakan di semua
tingkatan mulai di tingkat kelompok pelaku utama, tingkat Desa, tingkat
Kecamatan, tingkat Kabupaten, tingkat Provinsi sampai di tingkat Nasional.
IV. PELAKSANAAN DEMONSTRASI HASIL
A. PENGERTIAN
Demonstrasi hasil adalah metode penyuluhan perikanan
berupa kegiatan untuk memperlihatkan secara nyata tentang hasil penerapan
teknologi perikanan yang telah terbukti menguntungkan bagi pelaku utama/pelaku
usaha perikanan atu teknologi lainnya yang sudah spesifik lokasi.
B. TUJUAN
Tujuan dari demonstrasi hasil adalah untuk menunjukkan
nilai cara baru yang dianjurkan dan untuk memperlihatkan bahwa anjuran-anjuran
itu cocok bagi tempat tersebut serta menguntungkan.
C. TEKNIK PELAKSANAAN
Teknik pelaksanaan dari kegiatan ini adalah :
1. Materi yang dapat didemonstrasi-hasilkan adalah
demonstrasi di bidang perikanan tentang manfaat penggunaan alat perikanan
modern dan demonstrasi usaha di bidang perikanan;
2.
Demonstrasi hasil dilakukan oleh
kelompok,dan atau seorang pelaku utama/pelaku usaha demonstrator dengan
bimbingan penyuluh perikanan;
3.
Buatlah tanda-tanda yang jelas,
mengenai apa yang didemostrasikan dan batas-batas daerah demostrasi;
4.
Batasi ruang lingkup demonstrasi hanya
untuk meyakinkan kebenaran dan kemantapan hasil suatu teknologi baru, jadi
tidak untuk menemukan hal-hal yang baru;
5.
Susun kalender kerja demonstrasi;
6.
Bantu demonstrasi dengan pencatatan
peristiwa-peristiwa seperlunya;
7.
Kunjungi demonstrasi secara teratur,
untuk bimbingan dan pengawasan;
8.
Buatlah petak dasar (check plot) untuk
perbandingan, jikaVmemungkinkan;
9.
Susunlah catatan, bukti dan kesimpulan
tentang demosntrasi tersebut; Umumkan secara meluas hasil demosntrasi tersebut;
10. Bicarakan hasil demontrasi ini dalam
pertemuan-pertemuan; dan
11. Bila demosntrasi gagal, supaya dianalisa sebab-sebabnya.
Sebagai persiapan dalam pelaksanaan kegiatan demonstrasi
hasil,buatlah sebuah rencana kerja yang tertuang dalam matrik seperti berikut :
D. MANFAAT DAN HAMBATAN
1. Mempercepat proses adopsi dikalangan pelaku utama/pelaku
usaha,
b) Memperoleh
keterangan dan data yang nyata,
2. Memberi pengalaman kepada petugas/penyluh lapangan,
mengenai kebenaran cara-cara yang dianjurkannya, sehingga memperbesar keyakinan
kan tugasnya,
3.
Memerlukan persiapan, pelaksanaan dan
pengawasan yang teliti, disamping relatif memerlukan biaya besar, dan
4. Memerlukan ketelitian dalam memilih demonstrator,
disamping bimbingan yang terus menerus.
Kegiatan demonstrasi hasil dapat dilaksanakan di semua
tingkatan mulai tingkat kelompok pelaku utama, tingkat Desa, tingkat Kecamatan,
tingkat Kabupaten, tingkat Provinsi sampai di tingkat Nasional.
III. CONTOH TEKNOLOGI TEPAT GUNA
A. BIDANG PERIKANAN BUDIDAYA
1. KARAMBA JARING UNTUK BUDIDAYA RAJUNGAN
Kegiatan
budidaya perikanan adalah salah satu pilihan peluang mata pencaharian bagi
nelayan selain kegiatan penangkapan ikan. Dengan karamba jaring, nelayan dapat
memanfaatkan potensi perairan pesisir,di antaranya benih rajungan, dalam bentuk
kegiatan budidaya. Kegiatan budidaya rajungan tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya overfishing akibat penangkapan rajungan.
· Keunggulan
Karamba
jaring ini mudah dibuat, tidak membutuhkan tempat yang luas, dan dapat
dipindah-pindahkan kapan saja sesuai dengan keinginan. Jenis karamba ini cocok
diterapkan di kawasan perairan yang dasarnya berpasir dan berlumpur.
· Spesifikasi
Karamba
jaring ini tersusun dari rangka yang terbuat dari bambu atau kayu, bahan jaring
‗trawl‘, tali-temali, dan paku. Karamba percontohan yang telah dibuat ber 4 m x
4 m dengan tinggi 3 m.
· Cara Pembuatan
Ø Siapkan bahan dan peralatan yang diperlukan.
Ø Buat kerangka karamba berupa tiang-tiang atau
patok-patok akan ditancapkan di dasar laut. Kerangka ini berfungsi sebagai
penyangga atau penopang jaring tempat rajungan akan dibesarkan. Potong bambu
atau kayu sesuai dengan rancangan ukuran karamba.
Ø Buat jaring yang terbuat dari bahan jaring trawl yang
berfungsi untuk mengurung rajungan agar tidak lolos. Jaring ini pada prinsipnya
adalah dinding tegak karamba, bukan dasar karamba.
Ø Tancapkan tiang-tiang pancang, kemudian pasang jaring
pada tiang-tiang tersebut. Agar tidak mudah terlepas, ikan jaring tersebut pada
tiang-tiang dengan tali/kawat.
· Cara Penggunaan
Tebarkan
benih rajungan di dalam karamba yang akan membatasi ruang gerak rajungan. Rajungan
tersebut dapat hidup di dasar laut karena jaring tersebut hanya berfungsi
sebagai dinding pembatas agar rajungan tidak pergi kemana-mana.
· Cara Pemeliharaan
Bersihkan
jaring sekali setiap dua bulan karena sejumah kotoran atau sampah dapat
tersangkut pada jaring.
· Pembelajaran
Kabupaten
Lamongan merupakan sentra perikanan laut di Jawa Timur, dan hasil laut seperti
rajungan menjadi primadona dalam hasil ekspor ke mancanegara. Namun usaha
penangkapan rajungan ini makin lama semakin menurun dan tidak diimbangi dengan
pola budidaya yang berkelanjutan. Oleh karena semakin sulit untuk mendapatkan
rajungan di alam, usaha untuk mernbudidayakan rajungan dengan metode karamba
jaring telah diterapkan. Rajungan yang dibudidayakan dengan metode ini masih
memberikan kesempatan kepada rajungan untuk memanfaatkan habitat aslinya
sehingga rajungan diharapkan dapat berproduksi secara maksimal.
2. SARINGAN MAKRUS SEBAGAI PENGGANTI PESTISIDA DALAM
BUDIDAYA TAMBAK UDANG
Saringan
―Makrus‖ berfungsi sebagai alat penyaring sejumlah hama yang biasa muncul di
pertambakan. Alat ini mampu mencegah masuknya jembret, bibit sumpil, dan
ikan-ikan kecil yang merupakan pengganggu biota yang dibudidayakan. Kata
―Makrus‖ berasal dari naa Makrus, Kelompok Aliansi Masyarakat Pesisir Indramayu.
Saringan ―Makrus‖ berfungsi sebagai alat penyaring sejumlah hama yang biasa
muncul di pertambakan. Alat ini mampu mencegah masuknya jembret, bibit sumpil,
dan ikan-ikan kecil yang merupakan pengganggu biota yang dibudidayakan.
Kata
―Makrus‖ berasal dari naa Makrus, Kelompok Aliansi Masyarakat Pesisir
Indramayu.Saringan ―Makrus‖ berfungsi sebagai alat penyaring sejumlah hama yang
biasa muncul di pertambakan. Alat ini mampu mencegah masuknya jembret, bibit
sumpil, dan ikan-ikan kecil yang merupakan pengganggu biota yang dibudidayakan.
Kata ―Makrus‖ berasal dari naa Makrus, Kelompok Aliansi Masyarakat Pesisir
Indramayu.
· Keunggulan
Penggunaan
saringan Makrus dapat mengurangi jumlah hama yang masih ke dalam tambak karena
saringan ini dapat mencegah hama masuk ke dalam tambak. Oleh karena itu,
penggunaan saringan ini merupakan salah satu alternatif untuk mengganti atau
mengurangi penggunaan pestisida. Saringan ini mudah dibuat dan berbiaya murah
bagi siapa saja serta dapat diterapkan baik di air tawar ataupun air payau.
· Spesifikasi
Saringan
ini terdiri dari 3 macam bahan penyaring yang memiliki kemampuan filtrasi yang
berbeda. Salah satu alasan dari penggunaan 3 bahan ini adalah air yang akan
digunakan untuk mengisi tambak mengandung benda-benda atau kotoran dengan
berbagai macam ukuran. Jika hanya satu macam bahan penyaring digunakan,
terutama yang menyaring partikel kecil, penumpukkan kotoran akan mudah terjadi sehingga saringan
akan tersumbat dan mudah rusak. Sebaliknya, jika bahan yang digunakan hanya
untuk menyaring benda-benda yang berukuran besar, maka kotoran yang beukuran
kecil akan lolos dengan mudah masuk ke dalam tambak.
Susunan
bahan penyaring Makrus adalah sebagai berikut:
Ø Penyaring pertama (lapisan bagian terdalam) berfungsi
untuk menyaring lumpur, tanah dan ikan
serta udang yang berukuran besar. Bahan penyaring ini berwarna hitam dan
memiliki celahcelah seragam diameter celah sebesar 5 mm.
Ø Penyaring kedua (lapisan di bagian tengah) berfungsi
untuk menyaring jembret yang berukuran kecil dan benih udang atau ikan yang
lolos dari penyaring pertama. Bahan penyaring ini berwarna hijau dan lebih
halus dari penyaringan pertama serta memiliki celah-celah seragam berdiamater
sebesar 1 mm.
Ø Penyaring ketiga (bagian terluar) berfungsi untuk
menyaring benih jembret, udang kecil dan ikan kecil yang lolos dari penyaring
kedua. Bahan penyaring ini adalah kain kelambu berwarna putih atau bahan lain
yang Iebih halus. Bahan penyaring ini mirip dengan plankton net yang
mahal harganya.
· Cara Pembuatan
Bahan
yang diperlukan untuk pembuatan saringan Makrus di antaranya adalah bahan
penyaning hitam (2 m), penyaring hijau (3 m) dan kain putih (4 m). Selanjutnya
bahan-bahan tersebut dipotong-potong sesuai dengan kebutuhan untuk membuat
saringan yang tampak seperti pada gambar di muka.
· Cara Penggunaan
Cara
penggunaan saringan makrus adalah:
Ø Saringan makrus dipasangkan pada ujung pipa pemasukan
air, tepatnya pada ujung tempat air keluar.
Ø Penyangga perlu dibuat untuk menopang pipa dan saringan
yang dipasang secara mendatar (horizontal) tersebut karena akan timbul beban
akibat adanya penyaringan.
Ø Saringan ini juga dapat digunakan pada saat pengisian
air tambak dengan pompa yang biasa dilakukan ketika Iaut sudah mulai surut.
· Cara Pemeliharaan
Segera
setelah pengisian air tambak selesai, saringan makrus harus dirawat dengan baik
karena penyaring ketiga sangat mudah rusak. Perawatan dilakukan dengan
memisahkan dan mencuci setiap penyaring, kemudian dikeringkan dengan cara
dianginanginkan. Setelah itu simpan saringan di tempat yang aman dan terlindung
dari gangguan tikus.
· Pembelajaran
Pengembangan
yang dilakukan terhadap saringan Makrus adalah sebagai berikut:
Ø Penambahan bahan penyaring yang lebih halus lagi
(seperti plankton net) untuk menyaring plankton. Bahan yang diperlukan harus 3
kali dari panjang bahan penyaring terdalam. Dari modifikasi ini akan diperoleh
air yang lebih jernih dan bersih.
Ø Penempatan saringan yang lebih halus (seperti plankton
net) di pipa pemasukan air untuk menyaring air yang masuk karena laut pasang,
yaitu ketika pemasukkan air tidak di lakukan dengan mesin pompa.
Pembuatan
saringan Makrus berasal dari ide untuk mengurangi hama yang masuk ke dalam
tambak (seperti ikan dan jembret yang tidak diinginkan) sehingga petani tambak
tidak perlu lagi menggunakan pestisida untuk tambaknya. Cara pencegahan ini
dapat menghemat biaya dan sangat ramah lingkungan dibandingkan dengan
penggunaan bahan kimia (pestisida) yang dapat merusak lingkungan. Saringan
model ini terbukti efektif untuk mengendalikan populasi jembret, sumpil, udang
kecil dan ikan-ikanyang merupakan pesaing (kompetitor) udang yang
dibudidayakan.
Saringan
Makrus pada prinsipnya adalah hasil modifikasi dari saringan yang sudah biasa
digunakan para petambak selama ini, seperti:
Ø Saringan pintu, yaitu model pertama yang biasanya
dipasang di pintu air. Saringan ini memiliki kelemahan, yaitu ukurannya yang
besar dan terbuat dari bahan jaring yang kasar dan ukuran mata jaringnya besar,
tidak bisa dipindahkan dan mudah sekali bocor karena digigit oleh ketam dan
kepiting yang tertarik kepada bangkai ikan atau kotoran yang tersangkut pada
saringan.
Ø Saringan tadah, yaitu saringan modifikasi untuk air yang
dimasukkan ke dalam tambak dengan pompa. Saringan ini memiliki kelemahan karena
air yang dipompakan harus melewati saringan yang terbuka sehingga ikan dan
udang yang terbawa air masih bisa meloncat keluar dari saringan. Selain itu,
ukuran mata jaringnya masih terlalu besar untuk jembret.
Ø Saringan bantal guling, yaitu model yang terbaru yang
mampu menyaring lebih baik dari kedua jenis saringan di atas dan dapat dengan
mudah dibawa ke mana saja, namun jembret kecil masih banyak yang lolos karena
jembret muncul pada 5 minggu setelah pengisian air.
· Keuntungan Ekonomi Penggunaan Saringan
Makrus
Biaya
pembuatan saringan ―Makrus‖ adalah Rp. 80.000,- per unit untuk satu hektar
tambak, yaitu untuk pembelian bahan dan ongkos jahit:
(1)
Saringan hitam 2 m @ Rp. 3.000,-/m Rp.
6.000,-
(2)
Saringan hijau 3 m @ Rp. 4.000,-/m Rp.
2.000,-
(3)
Saringan Kain 4m @ Rp. 13.000,-/m Rp.
52.000,-
(4)
Biaya jahit Rp.
10.000,-
Jumlah Rp.
80.000,-
Biaya yang diperlukan untuk membeli obat-obatan
pestisida yang dipakai di pertambakan
Untuk menghilangkan siput: Brestan 1 kg @ Rp. 800.000
Rp. 800.000,-
Sterilisasi tambak (1 Ha) 4 galon kaporit @ Rp.170.000
Rp. 580.000,-
Untuk membunuh jembret: 4 kg Saprofon @ Rp. 80.000,-
( Departemen Kelautan dan Perikanan Jakarta) Rp. 420.000,-
Pestisida yang umum digunakan: 15 kg saponin + 1 liter Thiodan
dan 1 liter dencis (Thiodan dan Dencis dilarang oleh pemerintah) Rp. 100.000,-
Jika pembudidaya ikan biasanya menggunakan opsi nomor 4,
maka pengguna akan saringan Makrus akan penghematan biaya pemeliharaan sebesar
₨ . 20.000,- per hektar tambak.
Jika di sebuah kabupaten, pembudidaya ikan menggunakan
bahanB kimia opsi 4 yang berbahaya, maka biaya yang dikeluarkan adalah:
20.000 Ha @ Rp. 100.000,- = Rp. 2.000.000.000,-.
Biaya pembuatan saringan Makrus untuk tambak seluas itu,
adalah:
20.000 Ha X Rp. 80.000,- = Rp. 1.600.000,000,- yang
berarti
penghematan sebanyak Rp. 400.000.000
B. BIDANG PERIKANAN TANGKAP
1. BUBU IKAN DEMERSAL
lkan demersal yang banyak hidup tersebar di hampir
seluruh perairan Indonesia pada umumnya ditangkap dengan menggunakan pancing
ulur dan masih sedikit yang menggunakan bubu. Khusus nelayan yang berbasis di
Juwana, pada umumnya banyak yang melakukan aktifitas penangkapan ikan demersal
dengan bubu di perairan sekitar Pulau Karimunjawa. Penangkapan ikan demersal
dengan menggunakan bubu sudah termasuk ke dalam skala usaha penangkapan
menengah ke atas, untuk itu diperlukan modal yang besar untuk memulainya.
Sebagai gambaran, di bawah ini dijelaskan mengenai
konstruksi, operasi, umpan yang dapat dipakai, musim penangkapan dan daerah
penangkapan dari bubu demersal yang dapat dijadikan sebagai acuan sebelum
melakukan usaha penangkapan dengan bubu demersal.
· Konstruksi
Rangka bubu terbuat dari bambu dan badan bubu terbuat
dari anyaman kawat galvanis berdiameter 2 mm dengan mesh size 4 cm.
Ukuran bubu ke bagian panjang 170 cm, ke bagian lebar 100 cm dan tinggi 60 cm.
Ukurannya dapat berbeda antara nelayan satu dan nelayan lainnya meskipun masih
dalam satu daerah.
· Metode operasi
Pemasangan bubu di daerah penangkapan dipasang satu demi
satu kemudian diuntai. Satu untaian bubu biasanya hanya terdiri dari 7 buah
bubu dengan jarak satu dan lainnya antara 20 - 30 m. Dalam satu kali operasi
dapat dipasang sebanyak 50-60 rangkaian bubu atau banyak sedikitnya tergantung
kemampuan perahu, modal usaha dan kemampuan nelayan untuk mengoperasikannya.
Perendaman bubu mulai dari 7-10 hari pengangkatan umumnya dilakukan dipagi hari
dengan mempergunakan line hauler.
· Alat bantu penangkapan
Alat bantu penangkapan dapat memakai line hauler atau
gardan yang dibuat dari besi.
· Perahu dan nelayan
Pengoperasian bubu dapat dilakukan dengan menggunakan
perahu ukuran 30-90 CT yang dilengkapi dengan line hauler, kompas, SSB
dan OPS. Banyaknya nelayan dalam satu kali operasi berjumlah antara 5- 10
orang.
· Musim penangkapan
Musim penangkapan umumnya dilakukan pada musim timur,
tetapi pengoperasian bubu dapat dilakukan sepanjang tahun.
· Daerah penangkapan
Daerah penangkapan yang umum dijadikan tempat
beroperasinya bubu ikan demersal adalah perairan yang sebelumnya sudah
diperkirakan banyak dihuni ikan demersal, Kedalaman antara 29- 100 m dengan
dasar perairan sedikit berkarang.
· Pemeliharaan alat
Untuk memelihara alat tangkap supaya tahan lama, setiap
setelah dipergunakan sebaiknya dibersihkan dengan air tawar, yang rusak
diperbaiki atau diganti dengan yang baru.
· Jenis hasil tangkapan
Ikan demersal , kerapu, genot-gerot, hue, kurusi, cucut,
kambingkambing,
· Umpan
Umpan yang dipakai biasanya adalah ikan rucah
· Pengadaan alat dan bahan
Bahan dan alat untuk pembuatan bubu bisa dicari di toko
material.
· Kisaran harga satuan peralatan
Perahu motor Rp 30.000.000,- sd Rp 100.000.000,-. Satu
buah bubu dan tali teali Rp 25.000 sd Rp 50.000
2. BUBU KEPITING BAKAU
Salah satu jenis alat tangkap yang dipakai untuk menangkap
kepiting di sekitar hutan bakau adalah alat tangkap yang disebut dengan bubu
wadorng. Alat tangkap ini sifatnya pasif, dipasang menetap di tempat yang
diperkirakan akan dilewati oleh kepiting dan supaya kepiting mau memasuki
wadong di dalamnya diberi umpan yang ditusuk dengan bambu supaya tidak terbawa
arus atau terjatuh dari bubu. Keseluruhan
bagian dari alat tangkap ini terbuat dari bahan bambu
termasuk alat pemancang dan alat penusuk umpan.
Jenis penangkapan dengan menggunakan bubu wadong dapat dilakukan
sebagai mata pencaharian sambilan atau sebagai mata pencaharian utama. Sebagai
gambaran, di bawahi ini dijelaskan mengenai konstruksi, metode operasi, umpan
yang dapat dipakai,
musim penangkapan dan daerah penangkapan dari bubu
wadong yang dapat dijadikan sebagai acuan sebelum melakukan penangkapan dengan
bubu wadong.
· Konstruksi
Keseluruhan bagian dari alat tangkap ini terbuat dari
bahan bambu termasuk alat pemancang dan alat penusuk umpan. Ukurannya
bervariasi dengan antara 50-60 cm, diameter bagian tengah antara 40 — 50 cm.
Pintu terletak di kedua ujungnya dengan diameter antara 15 20 cm. Di bagian
tengah badan bubu terdapat pintu untuk mengambil hasil tangkapan. Umpan
diletakan ditengah-tengah bubu dengan cara ditusuk dengan bambu. Pemasangan
bubu wadong di perairan menggunakan bambu penyangga wadong selalu menetap dan
stabil di tempatnya.
· Metode operasi
Pemasangan Wadong di daerah penangkapan biasanya
‗dipasang secara satu persatu terpisah dengan yang lainnya. Dalam satu kali
operasi dapat dipasang sebanyak 10 - 20 buah wadong.
Pemasangan wadong biasanya dilakukan di sore hari pada
waktu air surut dan diangkat pada pagi hari selagi air surut. Semua kegiatan
dilakukan secara manual baik dengan sampan maupun tanpa sampan.
· Jenis hasil tangkapan
Kepiting bakau (Scylle seratta)
· Perahu dan nelayan
Pengoperasian bubu wadong biasanya tidak mempergunakan
perahu, tetapi nelayan memasangnya dengan cara turun langsung ke perairan.
Nelayan bubu wadong pada umumnya adalah orangorang yang tinggal dekat dengan
hutan bakau di mana mereka melakukan aktifitas di daratan sebagai petani,
peternak atau sebagai buruh, sedangkan pengoperasian bubu wadong hanya
merupakan pekerjaan sambilan.
· Umpan
Umpan yang dipakai tidak menentu, biasanya memakai ikan
apa saja yang tersedia saat wadong akan dioperasikan.
· Musim penangkapan
Musim penangkapan umumnya dilakukan sepanjang tahun.
· Daerah penangkapan
Daerah penangkapan yang umum dijadikan tempat untuk
meletakan wadong adalah di sekitar akar-akar pohon mangrove atau di tempat yang
diperkirakan akan dilalui kepiting. Kedalaman perairan antara 40 - 50 cm pada
waktu surut.
· Pemeliharaan alat
Untuk memelihara alat tangkap supaya tahan lama, setiap
setelah pemakaian sebaiknya dibersihkan, yang rusak diperbaiki atau diganti
dengan yang baru.
· Pengadaan alat dan bahan
Bahan dan alat untuk pembuatan bubu bisa dicari di toko
material atau beli langsung pada seseorang yang mempunyai pohon bambu.
· Kisaran harga satuan peralatan
Perahu tanpa motor I perahu motor tempel Rp. 2.000.000,-
s/dRp.5.000,-. Satu buah Bubu dan tali temali Rp. 5000,- s/d Rp.10.000,-
C. BIDANG PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN
1. ALAT PENGERING IKAN BERBAHAN BAKAR SAMPAH
Alat pengering ikan berbahan bakar sampah plastik
merupakan salah satu teknologi tepat guna yang digunakan untuk mengeringkan
ikan dengan memanfaatkan sampah plastik. Penggunaan alat ini memiliki banyak
keuntungan dari segi kemudahaan penggunaan alat dan efisiensi biaya yang
dikeluarkan.
· Alat dan bahan
Alat yang digunakan adalah gergaji besi, las, bor
listrik, tang, gunting, seng. Sedangkan bahan yang digunakan adalah drum bekas
minyak, seng, plat besi, kawat kasa, aluminium, mur, baut, engse pintu, kipas.
· Cara pembuatan
§ Ruang pembakaran
Menggunakan drum berukuran sedang (drum I), dibuat
sebuah lubang yang berfungsi sebagai pintu untuk memasukkan sampah plastik.
Bagian dasar drum dibuat cekung dan berlubang dibagian tengahnya yang bertujuan
untuk memudahkanpengeluaran sisa pembakaran dan sampah yang berupa lelehan
plastik. Pada samping kanan dan kiri drum dibuat lubang sebagai tempat
pengeluaran asap pembakaran yang berupa cerobong asap.
§ Ruang pindah panas
Menggunakan drum berukuran sedang ( drum II), drum ini
diletakkan tepat diatas drum I. Bagian dasar drum II dipasang pipa-pipa besi
yang berfungsi sebagai mediator pindah panas.Pada salah satu bagian drum dibuat
lubang untuk memasangkipas yang berfungsi untuk menghembuskan panas pada
pipapipa besi ke ruang pengering.
§ Ruang pengering
Menggunakan drum berukuran besar ( drum III ), ruang
pengering ini berhubungan langsung dengan ruang pemanas. Ruang pengering dibuat
rak-rak dan kawat kasa beberapa tingkat sesuai dengan kebutuhan. Pada bagian
belakang dibuat sebuah pintu
untuk memasukkan dan mengeluarkan ikan yang akan
dikeringkan, pintu ini dibuat berlubang-lubang yang berfungsi sebagai tempat
keluarnya udara panas yang mengandung uap air.
· Berikut
ini merupakan anggaran biaya pembuatan alat :
1.
Bahan dasar
Drum ukuran besar 1 buah Rp. 200.000
Drum ukuran sedang 2 buah @ Rp 75.000 Rp. 150.000
Plat besi tebal ± 5 mm (30 m) @ Rp. 20.000 Rp. 600.000
Besi Silinder (pipa besi) diameter +5-6 cm Rp. 400.000
Kawat kasa Rp.
100.000
Mur dan baut Rp.
25.000
Lembaran seng Rp.
100.000
Kipas angin Rp.
75.000
Aluminium batang 20 meter @ Rp. 20.000 Rp. 400.000
2.
Biaya merangkai
Pengelasan Rp.
500.000
Pengeboran Rp.
100.000
3.
Biaya untuk bahan bakar berupa sampah plastik tidak dianggap
Total anggaran pengeluaran Rp. 2.650.000
2. TEKNIK PEMBUATAN PERMEN JELLY RUMPUT LAUT
Cara membuat permen jelly rumput laut adalah
pertama-tama membuat larutan kapur tohor, KCL teknis, kemudian rendam rumput
laut tawar kering ke dalam larutan kapur tohor selama 1 malam. Setelah itu,
cuci rumput laut hingga bersih, ambil 5 rumput laut kemudian blender. Hasil
blender direbus dengan larutan KCL teknis sampai mendidih. Hasil ekstraksi
disaring sampai jernih. Kemudian larutan dimasak dengan glukosa cair sebanyak
dan gum. Tambahkan essence; pewarna; Na-Benzoat; dan dibubuhi sedikit garam,
lalu dimasak terus sampai adonan mengental dan tidak Iengket lagi. Tuangkan ke
dalam loyang dan didinginkan lalu dipotong-potong. Potongan-potongan tersebut
dikeringkan dalam oven dan dicampurkan ke dalam gula castol.
· Alat-alat yang dibutuhkan adalah :
- Bak pencuci rumput laut
- Panci
- Blender
- Saringan
- Loyang / cetakan
- Oven
- Pisau potong
- Timbangan
- Romper
- Sealer (hand)
· Bahan-bahan yang dibutuhkan
- Rumput laut 250 g
- Air
- Glucosa cair/sirup glukosa 200 ml
- Sodium Benzoat I g
- Essence I g
- Pewarna 1 g
- Garam
- Plastik kemasan
- Gum 25 g
- Gula Castol SO g
- Kapur tohor (CaCO3) 25 g
- KC1 teknis 0,18 g
· Cara pembuatan permen jelly rumput laut, sebagai berikut :
Ø Membuat larutan kapur tohor sebanyak 5 liter dengan
melarutkan kapur tohor sebanyak 25 g kedalam 5 liter air.
Ø Membuat lauratan KCL teknis dengan melarutkan 0,18 g KCI
kedalam 1,25 liter air.
Ø Rumput laut kering tawar (sebanyak 250 g) direndam dalam
larutan kapur tohor selama 1 malam
Ø Setelah direndam, rumput laut dicuci sampai bersih dan
hilang bau kapur tohomya.
Ø Rumput laut dipotong-potong selanjutnya diblender sampai
halus. Hasil blender kemudian direbus dalam larutan KCL teknis sampai mendidih.
Ø Hasil ekstraksi disaring sampai fitrat kelihatan jernih.
Ø Larutan dimasak dengan glukosa cair sebanyak 200 ml dan
gum sebanyak 25gr.
Ø Ditambahkan essence; pewarna; Na-Benzoat; dan dibubuhi
sedikit garam.
Ø Dimasak terus sampai adonan mengental dan tidak Iengket
lagi
Ø Adonan dituangkan ke dalam loyang dan didinginkan dengan
mendiamkannya selama 1 malam
Ø Adonan yang telab dingin selanjutnya dipotong-potong
sesuai selera dan bentuk atau sesuai permintaan pasar dan menguntungkan secara
ekonomi.
Ø Potongan-potongan tersebut dikeringkan dalam oven.
Ø Selanjutnya, setelah di oven potongan-potongan
dicampurkan ke dalam gula castol.
Ø Hasil pencampuran dengan gula castol tersebut siap
dikemas untuk dipasarkan atau dikonsumsi.
D. TEKNIK PEMURNIAN GARAM
Kebutuhan garam Indonesia sebesar 2,4 juta ton pertahun
yang terdiri dari 0,9 juta ton garam konsumsi dan 1,5 juta ton garam untuk
kebutuhan industri (PT Garam). Produksi sebesar 300.000 ton yang dihasilkan
oleh PT. Garam dan 958.000 ton dari petani garam dengan total produksi garam
sebesar 1.258.000 ton. Sehingga terdapat kekurangan suplai garam sebesar 1,14
juta ton yang harus dipenuhi dari impor.
Rendahnya produksi garam di Indonesia dikarenakan; 1).
Produktivitas lahan pegaraman di Indonesia rendah, rata-rata 60-70
ton/hektar/tahun; 2). Produksi garam di Indonesia sebagian besar oleh petani
garam tradisional dengan metode total evaporasi yang hasilnya masih berupa
garam krosok yang kotor karena pengeringan dari air asin jenuh) hanya
membutuhkan waktu sekitar 1 minggu untuk kemudian dipanen; 3). Kolam
penampung penguapan dan kolam kristalisasi yang belum
memadai, dan tidak adanya (kurang) kolam untuk air tua di kolam kristalisasi;
4). Dikembalikannya air buangan dari kolam sebelumnya; 5). Belum ada kontrol
kualitas, pemanfaatan sistem air, serta pengetahuan akan sistem, aliran dan pintu
air yang kurang.
Deskripsi Detail
Proses Pencucian Garam Sederhana
Pada proses pencucian garam, garam krosok dimasukkan ke
mesin penggiling agar kristal-kristal garamnya menjadi hancur. Setelah itu,
dimasukkan ke salah satu mesin genset yaitu mixer untuk proses pencucian.
Setelah dicuci, dimasukkan ke mesin sentrifugal untuk dikeringkan, kemudian
dilakukan pengeringan lanjutan menggunakan
mesin rotary dryer
Proses Pembuatan Garam
a. Garam krosok, b. Garam basah hasil giling, c. Garam kering
setelah dikeringkan, d. Garam kering setelah dikeringkan, e. Garam kering
setelah dikeringkan, di rotary dryer, siap jual K-1, f. Garam krosok bersih K-2
didapat tanpa melalui proses giling (hanya cuci mixer)
V.
PENUTUP
Demikian modul tentang metode penyuluhan perikanan
melalui demonstrasi cara dan hasil. Semoga petunjuk ini dapat bermanfaat bagi
kita semua guna terlaksananya kegiatan penyuluhan yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan No : KEP.54/MEN/2011 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Penyuluh Perikanan dan Angka Kreditnya. Jakarta
Anonim. 2011. Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan No : PER.13/MEN/2011 Tentang Pedoman Penyusunan Programa
Penyuluhan Perikanan. Jakarta
Anonim. Teknik Pembuatan Permen
Jelly Rumput Laut. http://www.kp3k.kkp.go.id/ttg/detail-dttg/15/teknik-pembuatanpermen- jelly-rumput-laut
Anonim. Saringan Makrus Sebagai
Pengganti Pestisida Dalam Budidaya Tambak Udang. http://www.kp3k.kkp.go.id/ttg/detaildttg/64/saringan-makrus-sebagai-pengganti-pestisida-dalambudidaya-tambak-udang
Anonim. Karamba Jaring Untuk Budidaya
Rajungan.http://www.kp3k.kkp.go.id/ttg/detail-dttg/63/karamba-jaring-untukbudidaya-rajungan
Anonim. Alat Pengering Ikan Berbahan
Bakar Sampah Plastik.
ttp://www.kp3k.kkp.go.id/ttg/detail-dttg/33/alat-pengering-ikanberbahan-bakar-sampah-plastik
Anonim. Metode dan Teknik Penyuluhan
Pertanian. Modul Pendidikan danPelatihan Penyuluh Pertanian. Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian. Badan Pengembangan SDM Pertanian. Kementerian Pertanian.
Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar