Rabu, 29 Oktober 2014

KANDUNGAN DAN KEGUNAAN RUMPUT LAUT

A.  LATAR BELAKANG
Salah satu dari bagian laut yang menarik adalah perairan pantainya. Daerah pantai atau daerah pasang surut dengan biotanya baik berupa binatang maupun tumbuhan merupakan sumberdaya perairan laut yang mempunyai potensi yang cukup besar didalam hal penyediaan sumber makanan yang mengandung nilai gizi yang baik serta mempunyai nilai ekonomis.
Rumput laut merupakan salah satu jenis tanaman tingkat rendah yang termasuk dalam golongan ganggang hidup diair laut dan bentuk tanaman ini tidak mempunyai akar, batang dan daun sejati yang disebut dengan thallus sehingga tumbuhan ini dinamakan Talofita.
Rumput laut telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan pangan dimakan mentah atau dimasak dan merupakan komoditi ekspor non migas yang cukup potensial. Rumput laut dikenal pertama kali oleh bangsa Cina kira-kira tahun 2700 SM. Di masa itu rumput laut digunakan untuk sayuran dan obat-obatan. Pada tahun 65 SM, bangsa Romawi menggunakan rumput laut sebagai bahan baku kosmetik. Namun dari waktu ke waktu pengetahuan rumput laut semakin berkembang. Spanyol, Prancis dan Inggris menjadikan rumput laut sebagai bahan baku pembuatan gelas, sedangkan Irlandia, Norwegia dan Skotlandia mengolahnya menjadi pupuk tanaman. Rumput laut memang telah lama dikenal dan dimanfaatkan, tetapi publikasinya mulai pada abad ke 17 oleh Jepang dan Cina. Jepang dan Cina merupakan bangsa yang maju dalam bidang rumput laut, baik produk maupun pemanfaatan rumput laut.

B.  KANDUNGAN RUMPUT LAUT
Pada mulanya orang menggunakan rumput laut hanya sebagai sayuran. Waktu itu terbayang apa yang terkandung dalam rumput laut, yang diketahui adalah rumput laut bias dimanfaatkan untuk dimakan dan tidak berbahaya. Dengan berjalannya waktu, pengetahuan tentang rumput lautpun semakin bertambah. Orang semakin tahu zat apa yang terkandung dalam rumput laut. Pengetahuan ini digunakan agar rumput laut dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin. Dari beberapa publikasi mineral penting yang terkandung dalam rumput laut dapat secara tabulasi sebagai berikut :




Tabel 1. Jenis dan Kandungan Mineral Pada Rumput Laut (Ganggang merah dan Coklat)

Jenis Mineral
Kandungan Dalam % Berat Kering
Ganggang Merah
Ganggang coklat
Klor
1,5 – 3,5
9,8 – 15,0
Kalium
1,0 – 2,2
6,4 – 7,8
Magnesium
0,3 – 1,0
1,0 – 1,9
Balering
0,5 – 1,8
0,7 – 2,1
Silikon
0,2 – 0,3
0,5 – 0,6
Fosfor
0,2 – 0,3
0,3 – 0,6
Kalsium
0,4 – 1,5
0,2 – 0,6
Besi
0,1 – 0,15
0,1 – 0,2
Iodium
0,1 – 0,15
0,1 – 0,8
Bron
0,005
0,03 – 0,14
Natrium
1,0 – 7,9
2,6 – 3,8

Disamping mineral-mineral penting diatas rumput laut mengandung beberapa kandungan penting lainnya seperti agar-agar, karagenan dan alginate. Agar-agar adalah asam sulfanik, yaitu ester dari galakto linier yang diperoleh dari ekstrak ganggang sedangkan karagenan merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari unit D-galaktosa dan L-galaktosa 3,6 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1 – 4 glikosilik. Setiap unit galaktosa mengikat gugusan sulfat. Jumlah sulfat pada karagenan lebih kurang 35,1 %. Berdasarkan strukturnya karagenan dibagi menjadi tiga jenis yaitu kappa, iota dan lamda karagenan. Kappa karagenan tersusun dari (1 - > 3) D-galaktosa-4 sulfat dan (1- > 4) 3,6 anhydro-Dgalaktosa. Iota karagenan mengandung 4-sulfat esterpada setiap residu D-glukosa dan gugusan 2 sulfat ester pada setiap gugusan 3,6 anyhydro-D-galaktosa. Sedangkan lamda karagenan memiliki sebuah residu disulphadet (1 – 4) D-galaktosa.

C.  KEGUNAAN RUMPUT LAUT
Rumput laut telah lama digunakan sebagai bahan makanan, maupun obat-obatan. Kandungan serat kasarnya tinggi sehingga dapat mencegah penyakit kanker usus karena dapat membantu proses pencernaan. Selain itu dengan kandungan mineral yang ada pada rumput laut yang begitu tinggi, terutama unsure iodiumnya sangat diperlukan untuk pencegahan penyakit gondok. Manfaat lainnya yang tidak kalah pentingnya, rumput laut bias dijadikan pupuk untuk meningkatkan produksi pertanian.
Dalam menunjang kebutuhan industri, rumput laut yang bila diekstrak dapat menjadi agar-agar karagenan dan alginate tersebut sangat besar peranannya dalam menunjang keberhasilan pengembangan industri. Dewasa ini penggunaan agar-agar semakin berkembang, yang dulunya hanya untuk makanan saja sekarang ini telah digunakan dalam industri tekstil, kosmetik dan lain-lain. Fungsi utama agar-agar adalah sebagai bahan pemantap. Bahan pengisi, dan bahan pembuat gel. Berikut ini kegunaan agar-agar dalam berbagai industri adalah sebagai berikut :
1.  Industri Makanan
Penggunaan agar-agar terbanyak adalah pada industri makanan, seperti dalam pembuatan roti, sup, saos, es krim, jelly, permen, serbat, keju, pudding, selai, bir, anggur, kopi, dan coklat.

2.  Industri Farmasi
Agar-agar bermanfaat sebagai obat pencahar atau peluntur, pembungkus kapsul obat antibiotic dan vitamin, atau campuran bahan pencetak contoh gigi.

3.  Industri Tekstil
Agar-agar yang bermutu tinggi digunakan untuk melindungi kemilau sutra, sedangkan yang bermutu rendah untuk jenis tekstil lain seperti macao,muslin dan voil.

4.  Industri Kosmetik
Agar-agar digunakan dalam pembuatan salep, krem, lotion lipstick dan sabun.

5.  Industri Kulit
Agar-agar digunakan sebagai pemantap permukaan yang hasul dan kekakuan kulit, serta sebagai campuran pembuatan lekat plywood.

6.  Industri lain
Agar-agar digunakan dalam pembuatan plat film, pasta gigi, semir sepatu, kertas, serta bantalan transport ikan, pengalengan ikan dan daging.
Sedangkan kegunaan karagenan hamper sama dengan agar-agar, yang antara lain sebagai pengatur keseimbangan, bahan pengental, pembentuk gel dan pengemulasi. Karagenan juga digunakan untuk keperluan industri antara lain : industri makanan seperti untuk tambahan pembuatan kur, roti, macaroni, jam, jelly, sari buah, es krim, dan gel pelapis produk daging : industri farmasi untuk bahan tambahan pembuatan pasta gigi dan obat-obatan, serta industri kosmetik, tekstil dan cat.







DAFTAR PUSTAKA


Anwar, K., Akbar, S dan Sudjiharno, 1998. Paket Usaha Rumput Laut dan pengolahannya.

Winarno, F.G., 1990. Teknologi Pengolahan rumput laut. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Tim Penulis PS, 1999. Budidaya, Pengolahan, dan Pemasaran Rumput Laut. Penebar Swadaya.

Runtuboy, N., Sahrun, 2000. Rekyasa Teknologi Budidaya Rumput Laut (Eucheuma Cottonii). Laporan Tahunan Balai Budidaya Laut Lampung, tahun Anggaran 1999 – 2000.

Runtuboy, N., Sahrun, 2001. Rekayasa Teknologi Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii). Laporan Tahunan Balai Budidaya Laut Lampung Tahun Anggaran 2000.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar