A. LATAR BELAKANG
Salah
satu dari bagian laut yang menarik adalah perairan pantainya. Daerah pantai
atau daerah pasang surut dengan biotanya baik berupa binatang maupun tumbuhan
merupakan sumberdaya perairan laut yang mempunyai potensi yang cukup besar
didalam hal penyediaan sumber makanan yang mengandung nilai gizi yang baik
serta mempunyai nilai ekonomis.
Rumput
laut merupakan salah satu jenis tanaman tingkat rendah yang termasuk dalam
golongan ganggang hidup diair laut dan bentuk tanaman ini tidak mempunyai akar,
batang dan daun sejati yang disebut dengan thallus sehingga tumbuhan ini
dinamakan Talofita.
Rumput
laut telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan pangan dimakan
mentah atau dimasak dan merupakan komoditi ekspor non migas yang cukup
potensial. Rumput laut dikenal pertama kali oleh bangsa Cina kira-kira tahun
2700 SM. Di masa itu rumput laut digunakan untuk sayuran dan obat-obatan. Pada
tahun 65 SM, bangsa Romawi menggunakan rumput laut sebagai bahan baku kosmetik. Namun dari
waktu ke waktu pengetahuan rumput laut semakin berkembang. Spanyol, Prancis dan
Inggris menjadikan rumput laut sebagai bahan baku pembuatan gelas, sedangkan Irlandia,
Norwegia dan Skotlandia mengolahnya menjadi pupuk tanaman. Rumput laut memang
telah lama dikenal dan dimanfaatkan, tetapi publikasinya mulai pada abad ke 17
oleh Jepang dan Cina. Jepang dan Cina merupakan bangsa yang maju dalam bidang
rumput laut, baik produk maupun pemanfaatan rumput laut.
B.
KANDUNGAN RUMPUT LAUT
Pada
mulanya orang menggunakan rumput laut hanya sebagai sayuran. Waktu itu
terbayang apa yang terkandung dalam rumput laut, yang diketahui adalah rumput
laut bias dimanfaatkan untuk dimakan dan tidak berbahaya. Dengan berjalannya
waktu, pengetahuan tentang rumput lautpun semakin bertambah. Orang semakin tahu
zat apa yang terkandung dalam rumput laut. Pengetahuan ini digunakan agar
rumput laut dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin. Dari beberapa publikasi
mineral penting yang terkandung dalam rumput laut dapat secara tabulasi sebagai
berikut :
Tabel 1. Jenis dan Kandungan Mineral Pada
Rumput Laut (Ganggang merah dan Coklat)
Jenis Mineral
|
Kandungan Dalam % Berat Kering
|
|
Ganggang Merah
|
Ganggang coklat
|
|
Klor
|
1,5 – 3,5
|
9,8 – 15,0
|
Kalium
|
1,0 – 2,2
|
6,4 – 7,8
|
Magnesium
|
0,3 – 1,0
|
1,0 – 1,9
|
Balering
|
0,5 – 1,8
|
0,7 – 2,1
|
Silikon
|
0,2 – 0,3
|
0,5 – 0,6
|
Fosfor
|
0,2 – 0,3
|
0,3 – 0,6
|
Kalsium
|
0,4 – 1,5
|
0,2 – 0,6
|
Besi
|
0,1 – 0,15
|
0,1 – 0,2
|
Iodium
|
0,1 – 0,15
|
0,1 – 0,8
|
Bron
|
0,005
|
0,03 – 0,14
|
Natrium
|
1,0 – 7,9
|
2,6 – 3,8
|
Disamping
mineral-mineral penting diatas rumput laut mengandung beberapa kandungan
penting lainnya seperti agar-agar, karagenan dan alginate. Agar-agar adalah
asam sulfanik, yaitu ester dari galakto linier yang diperoleh dari ekstrak
ganggang sedangkan karagenan merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari
unit D-galaktosa dan L-galaktosa 3,6 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1 – 4 glikosilik. Setiap unit galaktosa mengikat gugusan sulfat. Jumlah
sulfat pada karagenan lebih kurang 35,1 %. Berdasarkan strukturnya karagenan
dibagi menjadi tiga jenis yaitu kappa, iota dan lamda karagenan. Kappa
karagenan tersusun dari (1 - > 3) D-galaktosa-4 sulfat dan (1- > 4) 3,6
anhydro-Dgalaktosa. Iota karagenan mengandung 4-sulfat esterpada setiap residu
D-glukosa dan gugusan 2 sulfat ester pada setiap gugusan 3,6
anyhydro-D-galaktosa. Sedangkan lamda karagenan memiliki sebuah residu
disulphadet (1 – 4) D-galaktosa.
C.
KEGUNAAN RUMPUT LAUT
Rumput
laut telah lama digunakan sebagai bahan makanan, maupun obat-obatan. Kandungan
serat kasarnya tinggi sehingga dapat mencegah penyakit kanker usus karena dapat
membantu proses pencernaan. Selain itu dengan kandungan mineral yang ada pada
rumput laut yang begitu tinggi, terutama unsure iodiumnya sangat diperlukan
untuk pencegahan penyakit gondok. Manfaat lainnya yang tidak kalah pentingnya,
rumput laut bias dijadikan pupuk untuk meningkatkan produksi pertanian.
Dalam
menunjang kebutuhan industri, rumput laut yang bila diekstrak dapat menjadi agar-agar
karagenan dan alginate tersebut sangat besar peranannya dalam menunjang
keberhasilan pengembangan industri. Dewasa ini penggunaan agar-agar semakin
berkembang, yang dulunya hanya untuk makanan saja sekarang ini telah digunakan
dalam industri tekstil, kosmetik dan lain-lain. Fungsi utama agar-agar adalah
sebagai bahan pemantap. Bahan pengisi, dan bahan pembuat gel. Berikut ini
kegunaan agar-agar dalam berbagai industri adalah sebagai berikut :
1.
Industri Makanan
Penggunaan
agar-agar terbanyak adalah pada industri makanan, seperti dalam pembuatan roti,
sup, saos, es krim, jelly, permen, serbat, keju, pudding, selai, bir, anggur,
kopi, dan coklat.
2.
Industri Farmasi
Agar-agar
bermanfaat sebagai obat pencahar atau peluntur, pembungkus kapsul obat antibiotic
dan vitamin, atau campuran bahan pencetak contoh gigi.
3.
Industri Tekstil
Agar-agar
yang bermutu tinggi digunakan untuk melindungi kemilau sutra, sedangkan yang
bermutu rendah untuk jenis tekstil lain seperti macao ,muslin dan voil.
4.
Industri Kosmetik
Agar-agar
digunakan dalam pembuatan salep, krem, lotion lipstick dan sabun.
5.
Industri Kulit
Agar-agar
digunakan sebagai pemantap permukaan yang hasul dan kekakuan kulit, serta
sebagai campuran pembuatan lekat plywood.
6.
Industri lain
Agar-agar
digunakan dalam pembuatan plat film, pasta gigi, semir sepatu, kertas, serta
bantalan transport ikan, pengalengan ikan dan daging.
Sedangkan
kegunaan karagenan hamper sama dengan agar-agar, yang antara lain sebagai
pengatur keseimbangan, bahan pengental, pembentuk gel dan pengemulasi.
Karagenan juga digunakan untuk keperluan industri antara lain : industri
makanan seperti untuk tambahan pembuatan kur, roti, macaroni, jam, jelly, sari
buah, es krim, dan gel pelapis produk daging : industri farmasi untuk bahan
tambahan pembuatan pasta gigi dan obat-obatan, serta industri kosmetik, tekstil
dan cat.
DAFTAR
PUSTAKA
Anwar,
K., Akbar, S dan Sudjiharno, 1998. Paket Usaha Rumput Laut dan pengolahannya.
Winarno,
F.G., 1990. Teknologi Pengolahan rumput laut. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta .
Tim
Penulis PS, 1999. Budidaya, Pengolahan, dan Pemasaran Rumput Laut. Penebar
Swadaya.
Runtuboy,
N., Sahrun, 2000. Rekyasa Teknologi Budidaya Rumput Laut (Eucheuma Cottonii).
Laporan Tahunan Balai Budidaya Laut Lampung, tahun Anggaran 1999 – 2000.
Runtuboy,
N., Sahrun, 2001. Rekayasa Teknologi Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus
alvarezii). Laporan Tahunan Balai Budidaya Laut Lampung Tahun Anggaran 2000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar